Kegiatan
penyuluhan merupakan penyebaran informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk
mewujudkan petani yang mandiri dan mampu memperbaiki pertanian menjadi lebih
maju dan produktif, sehingga kehidupan masyarakat petani menjadi sejahtera.Semua
masyarakat Indonesia mempunyai hak dan naluri serta membutuhkan nilai kehidupan
yang setara untuk saling menopang, maka diperlukan komunikasi individu maupun
komunikasi kelompok/ organisasi. Terdapat tiga fungsi dasar penyebab manusia
harus melakukan komunikasi yaitu melalui komunikasi dan teknologi manusia dapat
mengontrol lingkungan, mengetahui peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dan
berupaya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Penyuluhan harus dilandasi dengan
adanya pendidikan yang dapat membawa perubahan, proses
demokrasi yang
tidak memaksa kepada masyarakat tani,
dan proses yang terus menerus dilakukan.
Tujuan
dari penelitian ini yaitu mengetahui efektifitas penerapan model kawasan rumah
pangan lestari yang dilakukan oleh penyuluh pertanian yang berhubungan dengan
keterbatasan lahan di kelompok tani Desa Hukurila Kotamadya Ambon.
Subjek
penelitian yaitu 43 orang yang terdiri dari anggota
kelompok tani dan penyuluh pertanian yang masing-masing diantaranya 34 orang anggota
kelompok tani di Desa Hukurila, 9 orang penyuluh
pertanian. Wilayah yang menerima
pelaksanaan penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLP) berada di Desa
Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan survei dengan melihat pengaruh
hubungan antar independent variable
dan dependent variable sebagai alat ukur dari populasi
43 orang dengan cara purposive sampling
dan metode pengumpulan data dengan kuisioner yang
diberikan kepada responden.
Hasil
kuesioner yang digunukan menunjukan bahwa hanya 34% pertanyaan yang berkorelasi
nyata sampai sangat nyata. Sebanyak 22,89% pertanyaan tidak dapat dihitung
korelasinya, karena nilainya konstan. Hal ini menunjukan bahwa
alat ukur yang digunakan belum dapat
diandalkan.. Beradasarkan hsail
menunjukan sebagian besar kelompok tani berantusias dengan adanya penerapan Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLP) untuk memanfaatkan pekarangan dengan
prinsip ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan gizi
keluarga, meningkatkan penghasilan serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu masih ada sebgaian masyarakat petani yang belum berantusias
adanya penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLP).
Berdasarkan
hasil dapat menunjukkan bahwa dalam penerapan Model Kawasan Rumah Pangan
Lestari (MKRPL) bahwa
diperlukannya kegiatan kemampuan menyusun program yang sesuai dengan
kebutuhan usaha pertanian, sesuai dengan minat dari kelompok tani, dan juga
sesuai dengan kepentingan penyuluh untuk memacu semangat kerjanya. Wawancara yang dilakukan dapat digunakan
untuk mengetahui informasi tentang
peran penyuluh pertanian tentang kemampuan
dalam menyusun program, kemampuan menyusun
rencana kerja, dan kemampuan membimbing
anggota kelompok tani. Hal tersebut menunjukan
bahwa penyuluh pertanian juga harus bisa melaksanakan program kerja secara
langsung dan profesional agar penyuluhan menjadi efektif.
Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa peran penyuluh pertanian dalam penerapan
model kawasan rumah pangan lestari belum memperlihatkan suatu efektifitas
perannya yang optimal dalam pengembangan usaha pertanian lahan sempit, sehingga
perlu adanya upaya peningkatan peran penyuluh pertanian agar dapat memperbaiki
kinerjanya sesuai tuntutan falsafah penyuluhan pertanian. Oleh karena itu
sangat diharapkan peran dan sikap profesional penyuluh pertanian agar dapat
memotivasi kelompok tani untuk terus berupaya membangun kreativitas pekerjaan
khususnya dalam mengelola pemanfaatan lingkungan pekarangan rumah secara baik.
Sumber
:
Amahorseya, R.M., Hafied C, Sylvia S.2014. Peran Penyuluh
Pertanian Sebagai Komunikator Dalam Penerapan Usaha Pertanian Lahan Sempit Di
Desa Hukurila Kotamadya Ambon. Jurnal Komunikasi KAREBA. 3(4) : 249-255.
Alfian Sita Arum Maharani
16/395770/PN/14621
Manajemen Sumberdaya Akuatik
Prak DPKP A5.2
Prak DPKP A5.2
Nama : Aprilia kartini
ReplyDeleteNim : 16/395564/PN/14605
No. absen: 5
NILAI PENYULUHAN
1. Teknologi dan ide baru
Teknologi penerapan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari
2. Sasaran
Para penyuluh, petani serta pihak-pihak yang berkepentingan di bidang pertanian
3. Manfaat
Tulisan ini memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan karena memberi informasi mengenai penerapan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari
4. Nilai pendidikan
Teknologi baru penerapan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari dapat terus dipelajari dan dikembangkan demi kemajuan di bidang pertanian
NILAI BERITA
1. Timelines
Tulisan ini bersifat baru, karena adanya oenerapan teknologi baru yaitu model kawasan rumah pangan lestari yang bertujuan memanfaatkan lahan sempit untuk pertaian yang ramah lingkungan
2. Proximity
Tulisan ini ditujukan bagi penyuluh dan para petani agar dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari
3. Importance
Tulisan ini mengandung informasi yang dibutuhkan petani, yaitu informasi mengenai pemanfaatan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari.
4. Policy
-
5. Prominence
-
6. Consequence
-
7. Conflict
-
8. Development
Usaha pemanfaatan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari belum memperlihatkan suatu efektifitas perannya yang optimal dalam usaha pertanian lahan sempit.
9. Disaster & crime
-
10. Weather
-
11. Sports
-
12. Human interest
Sebagian besar kelompok tani berantusias dengan adanya penerapan model kawasan rumah pangan lestari yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani, namun masih ada sebagian masyarakat petani yang belum berantusias adanya penerapan model kawasan rumah pangan lestari tersebut.