Monday 10 September 2018

PERAN PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM PENERAPAN USAHA PERTANIAN LAHAN SEMPIT DI DESA HUKURILA KOTAMADYA AMBON


     Kegiatan penyuluhan merupakan penyebaran informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk mewujudkan petani yang mandiri dan mampu memperbaiki pertanian menjadi lebih maju dan produktif, sehingga kehidupan masyarakat petani menjadi sejahtera.Semua masyarakat Indonesia mempunyai hak dan naluri serta membutuhkan nilai kehidupan yang setara untuk saling menopang, maka diperlukan komunikasi individu maupun komunikasi kelompok/ organisasi. Terdapat tiga fungsi dasar penyebab manusia harus melakukan komunikasi yaitu melalui komunikasi dan teknologi manusia dapat mengontrol lingkungan, mengetahui peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dan berupaya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Penyuluhan harus dilandasi dengan adanya pendidikan yang dapat membawa perubahan, proses demokrasi yang tidak memaksa kepada masyarakat tani, dan proses yang terus menerus dilakukan.

     Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui efektifitas penerapan model kawasan rumah pangan lestari yang dilakukan oleh penyuluh pertanian yang berhubungan dengan keterbatasan lahan di kelompok tani Desa Hukurila Kotamadya Ambon.

     Subjek penelitian yaitu 43 orang yang terdiri dari anggota kelompok tani dan penyuluh pertanian yang masing-masing diantaranya  34 orang anggota kelompok tani di Desa Hukurila, 9 orang penyuluh pertanian. Wilayah yang menerima pelaksanaan penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLP) berada di Desa Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan melihat pengaruh hubungan antar independent variable dan dependent variable sebagai alat ukur dari populasi 43 orang dengan cara purposive sampling dan metode pengumpulan data dengan kuisioner yang diberikan kepada responden.  

     Hasil kuesioner yang digunukan menunjukan bahwa hanya 34% pertanyaan yang berkorelasi nyata sampai sangat nyata. Sebanyak 22,89% pertanyaan tidak dapat dihitung korelasinya, karena nilainya konstan. Hal ini menunjukan bahwa alat ukur yang digunakan belum dapat diandalkan.. Beradasarkan hsail menunjukan sebagian besar kelompok tani berantusias dengan adanya penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLP) untuk memanfaatkan pekarangan dengan prinsip ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan gizi keluarga, meningkatkan penghasilan serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu masih ada sebgaian masyarakat petani yang belum berantusias adanya penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLP).

     Berdasarkan hasil dapat menunjukkan bahwa dalam penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) bahwa diperlukannya kegiatan kemampuan menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian, sesuai dengan minat dari kelompok tani, dan juga sesuai dengan kepentingan penyuluh untuk memacu semangat kerjanya. Wawancara yang dilakukan dapat digunakan untuk mengetahui informasi tentang peran penyuluh pertanian tentang kemampuan dalam menyusun program, kemampuan menyusun rencana kerja, dan  kemampuan membimbing anggota kelompok tani. Hal tersebut menunjukan bahwa penyuluh pertanian juga harus bisa melaksanakan program kerja secara langsung dan profesional agar penyuluhan menjadi efektif.

     Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah pangan lestari belum memperlihatkan suatu efektifitas perannya yang optimal dalam pengembangan usaha pertanian lahan sempit, sehingga perlu adanya upaya peningkatan peran penyuluh pertanian agar dapat memperbaiki kinerjanya sesuai tuntutan falsafah penyuluhan pertanian. Oleh karena itu sangat diharapkan peran dan sikap profesional penyuluh pertanian agar dapat memotivasi kelompok tani untuk terus berupaya membangun kreativitas pekerjaan khususnya dalam mengelola pemanfaatan lingkungan pekarangan rumah secara baik.


Sumber :
Amahorseya, R.M., Hafied C, Sylvia S.2014. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Komunikator Dalam Penerapan Usaha Pertanian Lahan Sempit Di Desa Hukurila Kotamadya Ambon. Jurnal Komunikasi KAREBA. 3(4) : 249-255.


Alfian Sita Arum Maharani
16/395770/PN/14621
Manajemen Sumberdaya Akuatik
Prak DPKP A5.2

1 comment:

  1. Nama : Aprilia kartini
    Nim : 16/395564/PN/14605
    No. absen: 5

    NILAI PENYULUHAN
    1. Teknologi dan ide baru
    Teknologi penerapan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari

    2. Sasaran
    Para penyuluh, petani serta pihak-pihak yang berkepentingan di bidang pertanian

    3. Manfaat
    Tulisan ini memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan karena memberi informasi mengenai penerapan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari

    4. Nilai pendidikan
    Teknologi baru penerapan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari dapat terus dipelajari dan dikembangkan demi kemajuan di bidang pertanian

    NILAI BERITA

    1. Timelines
    Tulisan ini bersifat baru, karena adanya oenerapan teknologi baru yaitu model kawasan rumah pangan lestari yang bertujuan memanfaatkan lahan sempit untuk pertaian yang ramah lingkungan

    2. Proximity
    Tulisan ini ditujukan bagi penyuluh dan para petani agar dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari

    3. Importance
    Tulisan ini mengandung informasi yang dibutuhkan petani, yaitu informasi mengenai pemanfaatan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari.

    4. Policy
    -
    5. Prominence
    -
    6. Consequence
    -
    7. Conflict
    -
    8. Development
    Usaha pemanfaatan lahan sempit dengan metode kawasan rumah pangan lestari belum memperlihatkan suatu efektifitas perannya yang optimal dalam usaha pertanian lahan sempit.

    9. Disaster & crime
    -
    10. Weather
    -
    11. Sports
    -
    12. Human interest
    Sebagian besar kelompok tani berantusias dengan adanya penerapan model kawasan rumah pangan lestari yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani, namun masih ada sebagian masyarakat petani yang belum berantusias adanya penerapan model kawasan rumah pangan lestari tersebut.

    ReplyDelete