Nama : Ghassan Nurul Huda
NIM : 16/398813/PN/14784
No absen : 16
Prodi : Manajemen Sumberdaya Akuatik
Prodi : Manajemen Sumberdaya Akuatik
Indonesia merupakan negara agraris yang identik
dengan pertanian. Potensi di bidang pertanian yang dimiliki Indonesia dapat
dikembangkan dan dapat menjadi salah satu bidang yang sangat penting perannya
dalam meningkatkan pendapatan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), pada Bulan Februari 2013 dapat diketahui bahwa sebesar 39.959.073
penduduk Indonesia mengandalkan sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan
utama. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,77% dari perhitungan
sebelumnya pada Bulan Agustus 2012. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa bidang
pertanian memiliki daya tarik tersendiri untuk dijadikan lapangan pekerjaan
utama, salah satunya yaitu bidang pertanian yang merupakan sumber makanan utama
masyarakat. Sebagian besar pertanian di indonesia adalah pertanian modern yang
menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Seiring berjalannya
waktu pertanian di indonesia beralih ke pertanian organik untuk meningkatkan
produktivitas kesuburan tanah.
Pada jurnal yang berjudul “Pengembangan Pertanian
Organik di Kelompok Tani Madya Desa Kebonagung Kabupaten Bantul DIY” ini
diadakan penelitian yang bertujuan menganalissis hubungan karakteristik petani
dengan respon petani pada pertanian organik, menganalisis sejauhmana respon
petani pada pertanian organik dapat mempengaruhi kondisi ekonomi petani dan
menganalisis sejauhmana peluang petani konvensional menerapkan pertanian
organik. Kelompok Tani Madya merupakan salah satu organisasi petani yang
terdapat di Desa Kebonagung. Kelompok ini bergerak di bidang budidaya tanaman
padi dan telah diresmikan oleh Kepala Desa Kebonagung pada 6 Agustus 1981.
Ketua kelompok tani Madya pertama adalah seorang kepala dukuh yang bernama Pramogo
Suharjo dengan jumlah anggota awal sebanyak 63 orang. Saat ini, kelompok tani
Madya diketuai Ngatidjo yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah dan kelompok
tani ini memiliki anggota sebanyak 119 dengan komposisi 46 orang petani organik
dan 73 orang petani konvensional. Sejak tahun 2008 mencoba untuk menerapkan pertanian
organik. Kelompok tersebut juga telah mendapatkan sertifikat sebanyak dua kali
yaitu pada tahun 2010 dan 2013 sebagai penghargaan yang diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi Persada. Pada tahun 2010, kelompok tani Madya mendapatkan
sertifikat organik dengan No. Register 001-2501-10 karena telah melaksanakan
sistem manajemen organik sesuai dengan SNI 01-6792-2002 untuk budidaya tanaman
padi. Pada tahun 2013, kelompok tani Madya kembali mendapatkan sertifikat
organik denga No. 012/P/1012/2012 dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik
LSPO-007-IDN dan Lembaga Sertifikasi Persada karena telah menerapkan sistem
produksi pangan organik sesuai SNI 6729-2010-Organic Food & Production
System dan CAC/GL 32/1999 Codex Alimentarius Commission Guidelines for the
production, processing, labelling and marketing of organically produced foods.
Setelah diadakan penelitian kepada responden yang
berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang petani organik dan 30 orang
petani konvensional dengan karakteristik petani terdiri dari tingkat pendidikan
formal, tingkat pengalaman bertani, tingkat keberanian mengambil resiko,
tingkat jejaring yang dimiliki petani, dan tingkat kepemilikan alat produksi
didaptkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik petani
organik dengan respon petani pada pertanian organik dan terdapat hubungan
antara pendidikan formal dan keberanian mengambil resiko petani konvensional
dengan respon petani pada pertanian organik, tidak terdapat hubungan antara
respon petani pada pertanian organik dengan pendapatan petani. Hal ini terjadi
bahwa karena tinggi rendahnya pendapatan petani tergantung pada nilai jual hasil
pertanian yang dihasilkan, dan terdapat peluang yang cukup besar pada petani
konvensional untuk menerapkan pertanian organik.
Sumber :
Emiria F dan Purwandari H. 2014. Pengembangan Pertanian Organik di
Kelompok Tani Madya, Desa Kebonagung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Penyuluhan 10 : (2)
Secercah ilmu telah terpancar dari indera saudara, menyuarakan aspirasi lewat pembahasan mata pencaharian pokok Nusantara dengan kalimat yang begitu menggugah disertai gairah kata yang begitu mewakili bapak ibu tani sekarang ini,respect dan salam lentera
ReplyDeleteDyah Ayu L (14779/15)
ReplyDeleteNilai penyuluhan:
1. Sumber teknologi/ide : penerapan pertanian organik di Indonesia.
2. Sasaran :
- langsung: petani.
- tidak langsung : pamong desa.
3. Manfaat : mengetahui hubungan karakteristik petani dengan respon petani pada pertanian organik, mengetahui sejauh mana respon petani pada pertanian organik dapat mempengaruhi kondisi ekonomi petani dan mengetahui sejauh mana peluang petani konvensional menerapkan pertanian organic.
4. Nilai pendidikan : mengetahui potensi pertanian organik.
Nilai berita:
1. Timelines : Sejak tahun 2008 mencoba untuk menerapkan pertanian organik.
2. Proximity : Berita ini bersifat dekat dengan petani karena petani sebagai sasaran pengguna sistem pertanian organik. 3. Importance : Potensi di bidang pertanian yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan dan dapat menjadi salah satu bidang yang sangat penting perannya dalam meningkatkan pendapatan nasional.
4. Policy : berita ini tidak mencantumkan kebijakan terkait,
5. Prominence : berita ini tidak mengandung unsur orang terkemuka.
6. Consequence : tinggi rendahnya pendapatan petani tergantung pada nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan dan terdapat peluang yang cukup besar pada petani konvensional untuk menerapkan pertanian organik.
7. Conflict : Sebagian besar pertanian di Indonesia adalah pertanian modern yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
8. Development : Seiring berjalannya waktu pertanian di indonesia beralih ke pertanian organik untuk meningkatkan produktivitas kesuburan tanah.
9. Disaster & crime : tidak terdapat unsur disaster & crime pada berita di atas
10. Weather : tidak terdapat unsur weather pada berita di atas.
11. Sports : tidak terdapat unsur sports pada berita di atas.
12. Human interest : tidak terdapat unsur human interest pada berita di atas.