Tuesday 11 September 2018

Pengembangan Pertanian Organik di Kelompok Tani Madya Desa Kebonagung Kabupaten Bantul DIY


Nama        : Ghassan Nurul Huda
NIM          : 16/398813/PN/14784
No absen   : 16
Prodi         : Manajemen Sumberdaya Akuatik

Indonesia merupakan negara agraris yang identik dengan pertanian. Potensi di bidang pertanian yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan dan dapat menjadi salah satu bidang yang sangat penting perannya dalam meningkatkan pendapatan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Bulan Februari 2013 dapat diketahui bahwa sebesar 39.959.073 penduduk Indonesia mengandalkan sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan utama. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,77% dari perhitungan sebelumnya pada Bulan Agustus 2012. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa bidang pertanian memiliki daya tarik tersendiri untuk dijadikan lapangan pekerjaan utama, salah satunya yaitu bidang pertanian yang merupakan sumber makanan utama masyarakat. Sebagian besar pertanian di indonesia adalah pertanian modern yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Seiring berjalannya waktu pertanian di indonesia beralih ke pertanian organik untuk meningkatkan produktivitas kesuburan tanah.

Pada jurnal yang berjudul “Pengembangan Pertanian Organik di Kelompok Tani Madya Desa Kebonagung Kabupaten Bantul DIY” ini diadakan penelitian yang bertujuan menganalissis hubungan karakteristik petani dengan respon petani pada pertanian organik, menganalisis sejauhmana respon petani pada pertanian organik dapat mempengaruhi kondisi ekonomi petani dan menganalisis sejauhmana peluang petani konvensional menerapkan pertanian organik. Kelompok Tani Madya merupakan salah satu organisasi petani yang terdapat di Desa Kebonagung. Kelompok ini bergerak di bidang budidaya tanaman padi dan telah diresmikan oleh Kepala Desa Kebonagung pada 6 Agustus 1981. Ketua kelompok tani Madya pertama adalah seorang kepala dukuh yang bernama Pramogo Suharjo dengan jumlah anggota awal sebanyak 63 orang. Saat ini, kelompok tani Madya diketuai Ngatidjo yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah dan kelompok tani ini memiliki anggota sebanyak 119 dengan komposisi 46 orang petani organik dan 73 orang petani konvensional. Sejak  tahun 2008 mencoba untuk menerapkan pertanian organik. Kelompok tersebut juga telah mendapatkan sertifikat sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2010 dan 2013 sebagai penghargaan yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Persada. Pada tahun 2010, kelompok tani Madya mendapatkan sertifikat organik dengan No. Register 001-2501-10 karena telah melaksanakan sistem manajemen organik sesuai dengan SNI 01-6792-2002 untuk budidaya tanaman padi. Pada tahun 2013, kelompok tani Madya kembali mendapatkan sertifikat organik denga No. 012/P/1012/2012 dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik LSPO-007-IDN dan Lembaga Sertifikasi Persada karena telah menerapkan sistem produksi pangan organik sesuai SNI 6729-2010-Organic Food & Production System dan CAC/GL 32/1999 Codex Alimentarius Commission Guidelines for the production, processing, labelling and marketing of organically produced foods.

Setelah diadakan penelitian kepada responden yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang petani organik dan 30 orang petani konvensional dengan karakteristik petani terdiri dari tingkat pendidikan formal, tingkat pengalaman bertani, tingkat keberanian mengambil resiko, tingkat jejaring yang dimiliki petani, dan tingkat kepemilikan alat produksi didaptkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik petani organik dengan respon petani pada pertanian organik dan terdapat hubungan antara pendidikan formal dan keberanian mengambil resiko petani konvensional dengan respon petani pada pertanian organik, tidak terdapat hubungan antara respon petani pada pertanian organik dengan pendapatan petani. Hal ini terjadi bahwa karena tinggi rendahnya pendapatan petani tergantung pada nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan, dan terdapat peluang yang cukup besar pada petani konvensional untuk menerapkan pertanian organik.

Sumber      :
Emiria F dan Purwandari H. 2014. Pengembangan Pertanian Organik di Kelompok Tani Madya, Desa Kebonagung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penyuluhan 10 : (2)

2 comments:

  1. Secercah ilmu telah terpancar dari indera saudara, menyuarakan aspirasi lewat pembahasan mata pencaharian pokok Nusantara dengan kalimat yang begitu menggugah disertai gairah kata yang begitu mewakili bapak ibu tani sekarang ini,respect dan salam lentera

    ReplyDelete
  2. Dyah Ayu L (14779/15)

    Nilai penyuluhan:
    1. Sumber teknologi/ide : penerapan pertanian organik di Indonesia.
    2. Sasaran :
    - langsung: petani.
    - tidak langsung : pamong desa.
    3. Manfaat : mengetahui hubungan karakteristik petani dengan respon petani pada pertanian organik, mengetahui sejauh mana respon petani pada pertanian organik dapat mempengaruhi kondisi ekonomi petani dan mengetahui sejauh mana peluang petani konvensional menerapkan pertanian organic.
    4. Nilai pendidikan : mengetahui potensi pertanian organik.
    Nilai berita:
    1. Timelines : Sejak tahun 2008 mencoba untuk menerapkan pertanian organik.
    2. Proximity : Berita ini bersifat dekat dengan petani karena petani sebagai sasaran pengguna sistem pertanian organik. 3. Importance : Potensi di bidang pertanian yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan dan dapat menjadi salah satu bidang yang sangat penting perannya dalam meningkatkan pendapatan nasional.
    4. Policy : berita ini tidak mencantumkan kebijakan terkait,
    5. Prominence : berita ini tidak mengandung unsur orang terkemuka.
    6. Consequence : tinggi rendahnya pendapatan petani tergantung pada nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan dan terdapat peluang yang cukup besar pada petani konvensional untuk menerapkan pertanian organik.
    7. Conflict : Sebagian besar pertanian di Indonesia adalah pertanian modern yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
    8. Development : Seiring berjalannya waktu pertanian di indonesia beralih ke pertanian organik untuk meningkatkan produktivitas kesuburan tanah.
    9. Disaster & crime : tidak terdapat unsur disaster & crime pada berita di atas
    10. Weather : tidak terdapat unsur weather pada berita di atas.
    11. Sports : tidak terdapat unsur sports pada berita di atas.
    12. Human interest : tidak terdapat unsur human interest pada berita di atas.

    ReplyDelete