Monday 10 September 2018

Partisipasi Petani dalam Replanting Kelapa Sawit di Provinsi Jambi

Tugas Resume
Nama   : Arini
NIM    : 16/395786/PN/14637
Prodi   : Teknologi Hasil Perikanan
Gol.     : A52

Partisipasi Petani dalam Replanting Kelapa Sawit di Provinsi Jambi

            Revitalisasi didalam sektor perkebunan merupakan upaya pengembangan perkebunan rakyat yang dilakukan melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan dengan tujuan meningkatkan produktivitas sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung perkembangan wilayah. Revitalisasi perkebunan juga didukung oleh berbagai peraturan pemerintah diantaranya  adalah Peraturan Menteri Pertanian (PMP) Nomor 33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan. Luas perkebunan kelapa sawit rakyat di Jambi di tahun 2010 mencapai 3.314 663 Ha, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, seiring dengan perkembangan kelapa sawit, banyak tanaman kelapa sawit yang telah berumur lebih dari 25 tahun mengalami penurunan produktivitas. Agar berproduksi secara normal perlu adanya peremajaan.
            Replanting bisa menjadi solusi atas masalah tersebut. Replanting adalah kegiatan penanaman kembali pada perkebunan kelapa sawit yang memiliki tanaman kelapa sawit dengan umur yang sudah tua dan tidak produktif. Replanting dilakukan agar tidak terjadi penurunan produktivitas yang tinggi. Replanting seharusnya sudah terlaksana di wilayah perkebunan Jambi namun hanya sebagian kecil petani yang sudah melakukannya. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi petani, sehingga dapat memengaruhi partisipasinya. Permasalahan lainnya yang dihadapi petani saat ini adalah replanting merupakan suatu inovasi yang baru bagi petani, ketakutan petani kehilangan mata pencahariannya apabila tanaman kelapa sawitnya di-replanting dan keterbatasan modal yang dimiliki.
Awal tahun 2011 sebelum dilakukannya demplot percontohan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi berkerja sama dengan BUMN, beberapa orang petani telah melakukan replanting pada kebun sawitnya secara mandiri dan menggunakan teknik tebang pilih atau tebang sisip dengan inisiatif dan modal sendiri. Hingga saat ini semakin banyak petani yang mulai melakukan peremajaan dengan sistem tersebut, namun masih ada petani yang belum melakukan replanting hingga saat ini. Sistem yang digunakan dalam demplot percontohan adalah sistem replanting konvensional tumpang sari yang diperkenalkan pada tahun 2011 yaitu salah satu sistem replanting dengan menumbang habis tanaman yang tua, menggantinya dengan tanaman baru serta menanam tanaman pangan dan palawija di antara tanaman baru untuk menambah pendapatan petani.
            Persepsi dan juga partisipasi merupakan suatu konsep yang saling berkaitan satu sama lain, dan pada umumnya sebelum orang berpartisipasi dalam suatu kegiatan maka akan didahului oleh persepsi dan sikapnnya terhadap suatu objek tersebut dan kemudian barulah muncul partisipasi. Terdapat faktor internal dan eksternal yang diamati untuk melihat partisipasi petani dalam replanting kelapa sawit di Provinsi Jambi. Faktor internal meliputi (umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan dan juga motivasi berusaha tani) sedangkan faktor-faktor eksternal meliputi (tingkat ketersediaan dari sarana produksi, frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan, tingkat akses informasi dan juga dampak perkebunan besar yang dirasakan petani).
            Sebagian besar petani berada pada usia yang tergolong produktif dan hanya terdapat sebagian kecil dari petani yang sudah tua.  Kesehatan dan kemampuan bekerja petani dengan usia produktif mempunyai kemampuan bekerja dan beraktifitas yang lebih tinggi. Proses adopsi inovasi petani yang berada pada usia produktif lebih cepat tanggap dibandingkan dengan yang berumur tua karena telah terjadi penurunan kondisi fisik, lambat dalam proses pengambilan keputusan serta penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Sebagian besar petani (65,06%) yang melakukan replanting berusia di atas 45 sampai 59 tahun. Tingkat pendidikan menentukan kemampuan seseorang dalam mencerna informasi dan berhubungan dengan kualitas kerja dalam melakukan usahatani. Umumnya petani memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebagian besar petani mengikuti program keluarga berencana, hanya sebagian kecil petani yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 4. Hal ini menandakan sebagian besar petani tidak terbebani dengan jumlah tanggungan keluarga. Sebagian besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan replanting karena petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak kehilangan mata pencahariannya. Motivasi lain petani adalah adanya bantuan dana (hibah) dempot percontohan dari pemerintah dan melihat secara langsung proses pelaksanaan dan hasil yang diperoloeh membuat petani mau melakukan replanting. Kekhawatiran petani akan kehilangan mata pencahariannya menjadi faktor utama terhambatnya replanting. Faktor internal yang penting diperhatikan untuk mengembangkan pengetahuan petani sehingga memiliki persepsi inovasi yang positif terhadap replanting kelapa sawit adalah pendidikan formal.
Sarana produksi yang dibutuhkan dalam proses replanting antara lain bibit kelapa sawit yang bersertifikat, pupuk, serta obat-obatan seperti obat pengendalian hama & penyakit dan lain sebagainya. Petani menyatakan sarana produksi sulit didapatkan terutama bibit yang bersertifikat. Kalau pun ada harganya relatif mahal. Kegiatan penyuluhan banyak membantu dalam pelaksanaan proses replanting. Diawal kegiatan penyuluhan disampaikan oleh pihak UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Desa) dan juga Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, namun saat ini sudah sangat jarang dilakukan penyuluhan tentang replanting. Petani yang membutuhkan informasi tentang replanting bisa memperolehnya dari petani yang peserta demplot percontohan dan teman sesama petani yang dianggap berhasil. Pertukaran informasi antar petani jauh lebih cepat didifusikan. Petani menyatakan perkebunan yang besar tidak menjadikan petani berminat melakukan replanting. Perkebunan besar PTPN VI yang dulunya menjadi mitra perkebunan rakyat dalam program revitalisasi harusnya saling menguntungkan namun pada kenyatannya perusahaan tidak membantu perkebunan rakyat. Faktor ekternal yang penting diperhatikan agar petani dapat mengembangkan pengetahuan petani sehingga memiliki persepsi inovasi yang positif terhadap replanting kelapa sawit adalah: tingkat ketersediaan dari sarana produksi khususnya menggunaan bibit unggul yang bersertifikat, frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan
Tingkat keuntungan inovasi replanting yang relatif mempengaruhi petani dalam mengadopsi inovasi tersebut. Saat ini petani lebih memilih sistem sisip yaitu penanaman kembali kelapa sawit dengan cara tidak menebang tanaman tua dan menanam tanaman  muda di samping tanaman tua, sehingga tanaman tua masih bisa diambil hasilnya. Sistem ini tidak berdampak baik bagi pertumbuhan kelapa sawit yang baru ditanam. Beberapa responden menyatakan replanting belum sesuai dengan keadaan petani saat ini. Petani tidak memiliki tabungan dan mata pencaharian lain. Replanting membutuhkan biaya yang cukup mahal dan tidak bisa dilakukan dalam skala kecil. Replanting tidak efektif apabila luas perkebunan kurang dari 2 ha.
Partisipasi petani dalam kegiatan replanting menunjukkan tingkat keikutsertaan dan keaktifannya dalam megikuti berbagai kegiatan yang dilakukan petani dalam melaksanakan replanting. Rendahnya partisipasi petani dalam penerapan teknologi budidaya kelapa sawit yang baik tentu saja karena berbagai kendala yang dihadapi oleh petani seperti rendahnya pengetahuan para petani akan pentingnya menerapkan teknologi budidaya yang baik serta rendahnya minat petani dalam mengadopsi teknologi tersebut. Faktor-faktor yang menghambat partisipasi petani dalam konstruksi budaya masyarakat pedesaan saat ini mencakup tiga aspek yaitu (1) fasilitas budaya dasar dan kesempatan dimana petani kurang berpartisipasi dalam pembentukan budaya masyarakat pedesaan, (2) petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam konstruksi budaya masyarakat pedesaan, (3) kualitas budaya relatif rendah sehingga kemampuan petani untuk berpartisipasi menjadi rendah.

Sumber :
Anggreany S., P. Muljono., dan D. Sadono. 2016. Partisipasi Petani dalam Replanting Kelapa Sawit di Provinsi Jambi . Jurnal Penyuluhan Institut Pertanian Bogor.12 (1).


1 comment:

  1. Ahmanda Sabilla (16/395785/PN/14636)

    faktor-faktor nilai berita:
    1. Sumber teknologi/ ide: Revitalisasi didalam sektor perkebunan
    Replanting kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas
    2. Sasaran : petani kelapa sawit
    3. Manfaat : mencegah penurunan produktivitas yang tinggi
    Mengembangkan pengetahuan petani sehingga memiliki
    persepsi inovasi yang positif
    4. Nilai Pendidikan : Replanting dapat dikembangkan oleh para peneliti agar lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas petani kelapa sawit.

    Nilai berita
    1. Timelines : tulisan ini bersifat baru karena pengembangan perkebunan kelapa sawit masih menjadi perhatian pemerintah untuk saat ini
    2. Proximity : tulisan ini bersifat dekat dengan petani karena petani kelapa sawit merupakan sasaran dari diberlakukannya replanting kelapa sawit
    3. Importance : tulisan ini mengandung informasi yang penting bagi petani khususnya petani kelapa sawit karena replanting diharapkan dapat menanggulangi masalah yang ada yakni umur kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi sehingga produktivitas petani rendah.
    4. Policy : tulisan ini selaras dengan kebijakan pemerintah yakni Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang pengembangan perkebunan melalui program revitalisasi perkebunan.
    5. Consequence : tulisan ini mengandung kebijakan pemerintah yakni Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang pengembangan perkebunan melalui program revitalisasi perkebunan yang berakibat menguntungkan untuk petani sebagai solusi dari penurunan produktivitas petani akibat umur kelapasawit yang tua dan tidak produktif
    6.Human interest : tulisan ini mengundang banyak pendapat dari para pembaca mengenai efektivitas replanting

    ReplyDelete