Naila Ulyan Niami
16/398822/PN/14793
MSA
18 (gol A 5.2)
Hubungan
Jaringan Komunikasi dan Dinamika Kelompok dengan Kapasitas Petani dalam
Agribisnis Padi Organik di Jawa Barat
Kondisi
petani sampai saat ini merupakan tantangan karena dalam melakukan agribisnis petani
tidak saja dituntut berorientasi pada produk yang dibutuhkan pasar, tetapi juga
harus mampu menciptakan pasar, efisien, dan memiliki daya saing. Petani tidak
lagi hanya mengandalkan proteksi dan subsidi pemerintah, mereka dituntut untuk
memiliki aspirasi, kreatif, mampu mengambil keputusan yang menguntungkan,
inovatif, dan tangguh dalam melakukan agribisnisnya. Dengan kata lain, petani
harus memiliki kapasitas dan kemandirian dalam beragribisnis. Kapasitas petani
dalam agribisnis padi organik adalah kemampuan petani untuk menerapkan budidaya
padi organik sesuai dengan standar sertifikasi oleh Institute of Marcetology
(IMO) Swiss. Jaringan komunikasi dan dinamika kelompok menentukan kapasitas
petani dalam agribisnis padi organik.
Penelitian
ini dilakukan di Tasikmalaya pada kelompok tani Jembar II, Sundamekar, Mekar
Karya dan Serbaguna II; sedangkan di Karawang dilakukan pada kelompok tani Dewi
Sri, Wargi Mukti, Benong II dan Mindi Lamping. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara cluster random sampling. Metode yang digunakan adalah survey,
data didapatkan melalui wawancara dengan kuesioner. Total responden penelitian adalah
267 orang responden, tersebar 132 orang responden di Kabupaten Tasikmalaya dan
135 orang responden lainnya di Kabupaten Karawang. Penelitian dilakukan dari
bulan Februari sampai April 2015. Data
primer diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner.
Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Penyuluhan. Analisa data
menggunakan korelasi Pearson. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan jaringan komunikasi dan tingkat dinamika kelompok pada kapasitas
petani dalam agribisnis padi organik.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jaringan komunikasi di Tasikmalaya dan Karawang,
baik produksi dan pemasaran tidak berhubungan dengan kapasitas petani dalam
agribisnis padi organik. Kapasitas petani di Tasikmalaya dalam mengidentifikasi
kapasitas potensi agribisnis dan mempertahankan padi organik lebih banyak
dipengaruhi oleh dinamika kelompok terutama oleh kejelasan tujuan, fungsi
kelompok, dan suasana kondusif dalam kelompok. Demikian pula di Karawang,
kapasitas petani untuk mengatasi masalah agribisnis lebih ditentukan oleh
dinamika kelompok terutama oleh fungsi kelompok, kohesifitas kelompok, dan
tekanan kelompok yang terarah.
Kapasitas
petani dalam agribisnis padi organik, baik pada budidaya maupun pada pemasaran
di kedua kabupaten tidak dipengaruhi oleh jaringan komunikasi, namun lebih ditentukan
oleh dinamika kelompok. Unsur-unsur dinamika kelompok yang berhubungan dengan
kapasitas petani dalam mengidentifikasi potensi agribisnis dan kapasitas dalam
menjaga keberlanjutan agribisnis di Kabupaten Tasikmalaya lebih ditentukan oleh
adanya kejelasan tujuan kelompok, berjalannya fungsi kontrol terhadap kelompok,
dan suasana yang kondusif. Di Kabupaten Karawang unsur dinamika kelompok yang
berhubungan dengan kapasitas petani dalam mengatasi masalah agribisnis adalah
berjalannya fungsi kelompok dalam pembinaan, adanya kekompakkan kelompok,
suasana kelompok yang kondusif serta adanya tekanan kelompok yang terarah.
Kapasitas
petani di Kabupaten Tasikmalaya yakni kapasitas dalam memanfaatkan peluang
agribisnis ditentukan oleh pengalaman petani dalam budidaya padi organik dan
keterwakilan informasi. Ketajaman informasi mengenai budidaya padi organik dan
dukungan dinas pertanian menentukan kapasitas petani dalam menjaga
keberlanjutan agribisnis. Kapasitas petani di Kabupaten Karawang yakni
kapasitas dalam mengidentifikasi agribisnis ditentukan oleh dukungan LSM,
kapasitas petani dalam memanfaatkan peluang agribisnis ditentukan oleh dukungan
dinas pertanian, kapasitas petani dalam mengatasi masalah agribisnis lebih
ditentukan oleh relevansi dan kelengkapan informasi budidaya padi organik.
Sumber:
Wahyuni, S., Sumardjo, D. P. Lubis, dan D Sadono. 2017. Hubungan Jaringan Komunikasi dan Dinamika Kelompok dengan Kapasitas Petani dalam Agribisnis Padi Organik di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. 13(1):110-120.
Nama: Mega Oceanna
ReplyDeleteNIM: 16/398820/PN/14791
Absen: 17
Golongan: A5.2
Prodi: MSP
Nilai Penyuluhan:
1. Teknologi Baru
Tidak terdapat teknologi atau ide baru yang ada di jurnal tersebut.
2. Sasaran
Tidak terdapat orang yang diberi ide atau gagasan baru pada resume jurnal tersebut
3. Manfaat
Tidak terdapat ide yang dapat dimanfaatkan bagi yang berkepentingan dalam resume jurnal tersebut.
4. Nilai Pendidikan
Terdapat ide menarik untuk dipelajari dan dikembangkan. Dimana, kapasitas petani hanya dikembangkan dari dinamika kelompok saja, tidak dari jaringan komunikasi. Seharusnya jaringan komunikasi juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas petani sehingga harus dikembangkan.
Nilai Berita
1. Timelines
Resume jurnal tersebut tidak menunjukkan sifat yang baru sehingga tidak memiliki nilai berita timelines.
2. Proximity
Tulisan ini bersifat dekat dengan petani dibuktikan dengan jurnal ini berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan petani dalam mengembangkan agribisnis padi organik
3. Importance
Tidak terdapat informasi yang dibutuhkan oleh petani dalam jurnal ini.
4. Policy
Tidak terdapat kebijakan yang selaras dengan perusahaan yang bersangkutan
5. Prominence
Tidak terdapat orang terkemuka dalam jurnal ini.
6. Consequence
Tidak terdapat konsekuensi terhadap tindakan yang dilakukan.
7. Conflict
Terdapat nilai konflik yang dibuktikan dengan kapasitas petani hanya dikembangkan melalui dinamika kelompok saja sehingga petani belum mampu memanfaatkan agribisnis padi organik secara maksimal.
8. Development
Tidak ada
9. Disaster and Crime
Tidak ada
10. Weather
Tidak ada
11. Sport
Tidak ada
12. Human Interest
Tidak ada