Judul
|
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Usahatani Petani Sebagai Representasi Strategi
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan di Lahan Marjinal
|
Jurnal
|
Jurnal Agro Ekonomi
|
Download
|
http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/4009/3344
|
Volume dan Halaman
|
Vol. 31 No. 1 Hal. 71-95
|
Tahun
|
2013
|
Penulis
|
Kurnia Suci Indraningsih
|
Reviewer
|
Intan Puspa Fauziah Ridwan (15178) / 31 / Mikrobiologi Pertanian
|
Tanggal
|
10 September 2018
|
Latar Belakang
|
Dalam paragraph
pertama, penulis menegaskan bahwa kegiatan penyuluhan yang berbasis program
pemerintah top down bukan merupakan
kebutuhan petani, karena begitu program berakhir maka kegiatan penyuluhan
juga berhenti. Sehingga diperlukanlah model penyuluhan yang berkelanjutan.
Pada paragraph
selanjutnya, penulis menyajikan fakta bahwa kontribusi pendapatan dari usaha
peternakan tidak diikuti oleh peningkatan investasi usaha peternakan.
Sedangkan dalam komponen keuntungan relative perlu mencakup biaya awal yang
rendah, resiko yang rendah, berkurangnya ketidaknyamanan, hemat tenaga dan
waktu. imbalan, pretise social, serta penerimaan social.
Pada paragraph
keempat penulis menjabarkan tujuan penelitian yang dilakukannya, antara lain
adalah (1) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi kinerja usahatani
petani dan (2) merumuskan strategi penyuluhan pertanoan dalam mendukung
peningkatan kinerja usahatani petani di lahan kering marjinal.
|
Metodologi
|
Pada bagian kerangka pemikiran, penulis membatasi
teori yang digunakan dengan teori keputusan inovasi yang relevan dengan
keputusan adopsi oleh individu, dengan inovasi yang diteliti adalah teknologi
usahatani terpadu.
Selanjutnya,
penulis melakukan pendekatan
penelitian dengan menggunakan metode survei yang bersifaat eseplanotory
atau menjelaskan gejala perilaku petani dalam tahapan proses keputusan
inovasi. Unit analisis yang digunakan adalah petani dengan populasi yang
digunakan adalah petani yang berada di Desa Talaga. Inovasi teknologi yang diperkenalkan
merupakan inovasi teknologi usahatani terpadu. Pengambilan sampel dilakukan
dengan Teknik sampel acak berstratifikasi.
Penulis
mengumpulkan data berdasarkan
karakteristiknya, yakni data primer dan data sekunder. Sedangkan analisis data penulis mencakup
analisis data deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif berupa distribusi
frekuensi dan rasio Odds, sedangkan analisis statistic inferensial meliputi
korelasi Pearson, regresi ganda, dan analisis jalur.
|
Hasil dan Pembahasan
|
Penulis mengungkapkan
bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja
usahatani pada adopter (yang mengikuti kelompok tani)
adalah penggunaan saprodi, sedangkan pada nonadopter
(tidak mengikuti kelompok tani) adalah penentuan komoditas. Kendala pada
masalah permodalan usahatani dan pemasaran produk petani adopter dapat
diatasi dengan pemanfaatan teknologi. Akan tetapi, diseminasi teknologi
usahatani yang dilakukan penyuluh belum berdampak nyata. Karena ketika proyek
penyuluhan selesai maka petani akan berhenti untuk mengadopsi teknologi
akibat ketergantungan dengan bantuan sarana produksi dan kredit modal usaha
dari pemerintah.
Penulis juga
menjelaskan bahwa keinginan petani nonadopter untuk mengadopsi usahatani
terpadu didasarkan atas pengetahuan yang diperoleh mengenai kelebihan
teknologi tersebut dibandingkan dengan teknologi local yang telah diterapkan.
Peningkatan pengetahuan tentang hal tersebut dapat ditingkatkan dengan
melakukan kegiatan penyuluhan secara intensif dan berkelanjutan.
Strategi penyuluhan pertanian berkelanjutan
dapat dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik petani dan perilaku komunikasi petani yang
berpengaruh terhadap persepsi petani terhadap penyuluhan. Selain itu,
dukungan ilkim usaha juga perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan
ketersediaan fasilitas keuangan mengingat akses petani terhadap Lembaga
perbankan relative sulit.
Penulis
mempertegas bahwa apabila saran perbaikan penyuluh tidak dilaksanakan maka
kinerja penyuluh tetap berorientasi kepada kebijakan pemerintah bukan untuk
mensejahterakan petani serta penyuluh dalam melakukan tugasnya akan lebih
mengutamakan tugas administrasi. Namun apabila pemerintah memperhatikan saran
perbaikan penyuluh dan mengimplementasikannya, maka diperkirakan petani dapat
mengembangkan potensi dirinya dan bertindak sebagai manager dalam usahatani
yang dikelolanya.
|
Kesimpulan
|
Penulis
menyimpulkan bahwa keputusan petani dalam berusahatani ditentukan oleh
keunggulan ekonomi komoditas yang mempengaruhi kinerja usahatani. Strategi
penyuluhan pertanian berkelanjutan merupakan alternatif untuk mengatasi
masalah kelambatan adopsi inovasi teknologi di tingkat petani. Namun, perlu
didasarkan pada karakteristik dan perilaku komunikasi sasaran, dukungan iklim
usaha, dan dukunan kebijakan pemerintah.
|
Proximity : artikel diatas berkaitan dengan petani karena membahas masalah kinerja usaha petani dan strategi penyuluhan.
ReplyDeleteConflict : artikel ini membahas masalah yang dialami petani adopter (mengikuti kelompok tani) yaitu penggunaan saprodi. Kegiatan penyuluh mengenai pemanfaatan teknologi berhenti diadopsi oleh petani pada saat progam penyuluhan selesai. Selain itu, artikel ini juga membahas permasalahan petani nonadopter (tidak mengikuti kelopok tani) yaitu penentuan komoditas.
Importance: artikel ini membahas mengenai strategi penyuluhan. Strategi penyuluhan yang tepat perlu dilakukan agar proses diseminasi ivonasi pertanian dapat berjalan dengan lancar.
Policy : artkel ini membahas mengenai kebijakan penyuluhana yang berbasis pada progam pemerintah yaitu top down
Ryan Nugroho
17/409655/PN/15043
Nilai penyuluhan:
ReplyDeleteAdanya sumber teknologi / ide : artikel tersebut membahas mengenai stratesi penyuluhan berkelanjutan yang memperhatikan karakteristik petani, perilaku komunikasi petani, dan iklim usaha agar dapat mengembangkan potensi usaha taninya.
adanya sasaran : artikel tersebut ditujukan kepada sasaran langsung yaitu petani selaku penerima diseminasi oleh penyuluh dan sasaran tidak langsung yaitu pemerintah selaku perumus strategi penyuluhan.
adanya manfaat : artikel tersebut bertujuan untuk merumuskan strategi penyuluhan berkelanjutan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja petani agar usaha tani dapat berkembang dan proses diseminasi dapat berjalan dengan baik.
adanya nilai pendidikan : artikel tersebut membahas mengenai strategi pertanian yang perlu dikaji kembali agar dapat memperhatikan karakteristik petani, perilaku komunikasi petani, dan iklim usaha.