Nama: Mega Oceanna
NIM: 16/398820/PN/14791
Absen: 17
Prodi: Manajemen Sumberdaya Perikanan
Kondisi penyuluhan pertanian terus berubah sejak masa orde lama hingga reformasi. Kondisi penyuluhan pertanian itu sendiri selalu berubah karena adanya teknologi yang semakin terbaharui dan kebijakan pemerintah. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi penyuluhan pertanian adalah kinerja penyuluh itu sendiri. Hingga saat ini, kinerja penyuluh pertanian dapat menurun seiring bertambahnya permasalahan baru sehingga penyuluh belum memiliki kesesuaian antara tingkat kemampuan yang dimilikinya dengan perkembangan kebutuhan dan dinamika permasalahan yang dihadapi oleh penyuluh pada masyarakat sasaran. Kinerja penyuluh pertanian dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, dan karakteristik individu penyuluh itu sendiri. Kinerja ini dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, yaitu kursus dan pelatihan. Untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Bungo, BP4K (Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) Kabupaten Bungo mengadakan pelatihan sejak tahun 2011, baik teknis maupun non teknis.
Secara
umum, penyuluh pertanian di Kabupaten Bungo masih tergolong muda, berjenis
kelamin laki-laki, dan berpendidikan formal S1. Kebanyakan dari penyuluh
pertanian itu sendiri mengikuti pelatihan karena keinginannya sendiri guna
mengembangkan keterampilan dan meningkatkan pengetahuan serta adanya dorongan
dari atasan membuat penyuluh bersemangat untuk mengikuti kegiatan pelatihan.
Tingginya motivasi untuk mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kinerja
penyuluh pertanian. Pelatihan non teknis yang dilakukan oleh BP4K dinilai sudah
sesuai dengan kurikulum pelatihan, tetapi pelatihan belum direncanakan secara
baik. Secara umum, penyuluh peserta pelatihan dapat menguasai substansi materi
dan kemampuan perencanaan pembelajaran dengan baik pada sasaran. Namun,
penyuluh lebih fokus pada materi yang akan disampaikan sehingga komunikasi
tidak berjalan efektif dan kurangnya semangat dalam mengikuti pelatihan. Selain
itu, penyuluh hanya melakukan evaluasi berupa catatan pelatihan dan kendala
dari pelatihan yang dilaksanakan sehingga penyuluh pelatih kurang tertantang
untuk mengembangkan kompetensinya dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Adanya dukungan lembaga
penyuluhan merupakan hal yang dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat penyuluh,
seperti pemberian fasilitas yang baik, yaitu sepeda motor sehingga memudahkan
dilakukannya penyuluhan. Insentif yang diberikan tidak hanya berupa upah dan
fasilitas, tetapi juga pemberian izin. Semakin tinggi intensif yang diberikan,
semakin tinggi kinerja penyuluh pertanian. Penyuluh sudah melakukan berbagai
kegiatan dengan baik, diantaranya rutin melakukan diseminasi materi penyuluhan
dengan melaksanakan pertemuan dengan masyarakat sasaran dan penerapan metode
penyuluhan seperti kunjungan kepada anggota kelompok tani binaan. Selain itu,
kinerja penyuluh juga dinilai cukup baik sebab selalu dilakukan pertemuan rutin
setiap awal bulan sekaligus pelatihan di BP3K unit kerja masing-masing penyuluh
untuk mengevaluasi pekerjaan penyuluh dan adanya kegiatan pertemuan untuk
pemantauan dan evaluasi lainnya yang dilakukan pada setiap pertengahan bulan
yang hanya dihadiri oleh sesama rekan penyuluh beserta semua kordinator wilayah
penyuluhan.
Metode pelatihan yang
digunakan dalam proses pembelajaran juga harus sesuai dengan substansi materi sehingga
memudahkan penyuluh dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Substansi materi yang
baik harus memenuhi beberapa aspek, yaitu adanya relevansi terhadap sasaran
kegiatan dan kesesuaian materi dengan pemanfaatan. Kompetensi kemampuan penyuluh
pelatih dalam merencanakan pembelajaran pada saat kegiatan pelatihan juga
sangat berpengaruh nyata dan positif dalam peningkatan kinerja penyuluh
pertanian. Kemampuan merencanakan pembelajaran dapat juga ditingkatkan dengan
cara saling berbagi pengalaman antar pelatih.
Tingkat kinerja penyuluh peserta
pelatihan non teknis di BP4K Kabupaten Bungo dinilai belum optimal karena
pelaksanaan evaluasi dan laporan secara kontinu tidak berjalan baik, meskipun
terdapat dokumen persiapan kegiatan penyuluhan pertanian dengan lengkap.
Sumber: Putri, I. W., A. Fatchiya, dan S. Amanah. 2016. Pengaruh pelatihan non teknis terhadap kinerja penyuluh pertanian BP4K di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan. 12(1): 43 - 50.
Nama : Ghassan Nurul Huda
ReplyDeleteNIM : 16/398813/PN/14784
Nilai penyuluhan
1. Sumber teknologi : Peningkatan kinerja penyuluh dapat ditingkatkan melaui kursus dan pelatihan
2. Sasaran : Penyuluh pertanian
3. Manfaat : Peningkatan kualitas penyuluhan
4 Nilai pendidikan : Metode pelatihan dalam proses pembelajaran
Nilai berita
1. Timelines : kondisi penyuluhan pertanian terus berubah sejak masa orde lama hingga reformasi
2. Proximity : Pelatihan teknis dan non teknis untuk meningkatkan kinerja penyuluh di wilayah kerja BP4K Kabupaten Bungo. Pelatihan non teknis yang dilaksanakan bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan pengetahuan penyuluh di BP4K Kabupaten Bungo.
3. Importance : peningkatan kinerja penyuluh
4. Policy : materi penyuluhan harus sesuai dengan kurikulum yang ada
5. Prominance : -
6. Consequence : Tingkat kinerja penyuluh peserta pelatihan non teknis di BP4K Kabupaten Bungo dinilai belum optimal karena pelaksanaan evaluasi dan laporan secara kontinu tidak berjalan baik, meskipun terdapat dokumen persiapan kegiatan penyuluhan pertanian dengan lengkap.
7. Conflict : pelatihan non teknis yang dilakukan BP4K dinilai sudah sesuai dengan kurikulum pelatihan, tetapi pelatihan belum direncanakan secara baik
8. Development : dukungan lembaga penyuluhan sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat penyuluh
9. Disaster & crime : -
10. Weather : -
11. Sport : -
12. Human interest : penyuluh peserta pelatihan dapat menguuasai substansi materi dan