KAPASITAS PENYULUH PERTANIAN
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI JAWA TIMUR
Provinsi Jawa Timur merupakan
salah satu lumbung pangan nasioanl yang berkontribusi dalam peningkatan
produksi pangan di Indonesia. Peningkatan produksi tersebut bukan hanya
terletak pada produksi pangan saja, tetapi juga termasuk didalamnya tanaman
perkebunann dan hortikultura. Oleh karena itu, peningkatan produksi pertanian
itu harus segera dimajukan agar Indonesia mencapai swasembada pangan yang akan
memakmurkan rakyatnya, baik itu petani, maupun rakyat Indonesia itu sendiri.
Berkaitan dengan peningkatan produksi pertanian (pangan), salah satu indicator
yang berperan dalam hal peningkatan produksi nya ialah seorang penyuluh
pertanian. Penyuluh pertanian adalah orang yang melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian, dimana definisi dari penyuluhan pertanian itu ialah, suatu
pendidikan nonformal yang ditujukan kepada petani dan keluargannya terkait
dengan tujuan kemajuan pertanian.
Penyuluh pertanian memiliki
peranan penting bagi pertanian, maupun petani dan keluarganya. Dimana,
interrelasi antara petani dengan penyuluh adalah terkait dengan bagaimana
seorang penyuluh dapat merubah sikap, keterampilan, tingkat pengetahuan dan
pola piker petani dan keluarganya menjadi lebih mandiri. Penyuluh dengan
tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik, akan berdampak baik pada
kemajuan petani dan keluarganya. Faktor-faktor
internal yang dapat meningkatkan kinerja penyuluh pertanian menurut Bahua
(2010), adalah: umur, masa kerja, jumlah petani binaan, kemampuan merencanakan
program penyuluhan, kemampuan kepemimpinan penyuluh, pengembangan potensi diri,
kebutuhan untuk berafiliasi, kemandirian intelektual dan kemandirian sosial.
Terkait dengan masa kerja seorang penyuluh dalam dunia penyuluhan, sangat
memungkinkan tentang seberapa lama seorang penyuluh bekerja di dunia penyuluhan
pertanian, semakin lama seorang penyuluh bekerja, semakin banyak pula wawasan
dan semakin luas pula pengalaman yang didapatkan, yang justru akan meningkatkan
dan memotivasi petani dan keluarganya dalam pemenuhan kebutuhan pangan
pertanian. Sedangkan faktor eksternal yang mendukung kinerja penyuluh dalam
melaksanakan tupoksi yaitu kebijakan pemerintah (Kelembagaan, dana, sarana),
meskipun jumlah tenaga penyuluh belum sesuai dengan kebijakan Deptan.
Kinerja
Penyuluh Pertanian dalam Rangka Peningkatan Produktifitas Pertanian di Jawa
Timur
Penilaian kinerja penyuluh pertanian berdasarkan pada SK. Menteri
Pertanian No. 671 tahun 2006 yang berisi tentang 9 (Sembilan) indikator
keberhasilan penyuluh pertanian diantaranya ialah :
1.
Tersusunnya Program
Penyuluhan Pertanian sesuai dengan Kebutuhan Petani
Hal pertama yang dilakukan oleh seorang penyuluh ialah membuat program yang tentunya sesuai dengan kebutuhan petani. Hal ini penting dilakukan untuk penyuluhan tepat pada sasaran dan tepat pada pengaplikasian petaninya. Indikator Tersusunnya Program Penyuluhan Pertanian sesuai dengan Kebutuhan Petani berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh dalam penyusunan program penyuluhan sangat baik. Terbukti berdasarkan observasi petani menyatakan merasa puas dengan program-program yang disusun dan dijalankan oleh penyuluh.
Hal pertama yang dilakukan oleh seorang penyuluh ialah membuat program yang tentunya sesuai dengan kebutuhan petani. Hal ini penting dilakukan untuk penyuluhan tepat pada sasaran dan tepat pada pengaplikasian petaninya. Indikator Tersusunnya Program Penyuluhan Pertanian sesuai dengan Kebutuhan Petani berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh dalam penyusunan program penyuluhan sangat baik. Terbukti berdasarkan observasi petani menyatakan merasa puas dengan program-program yang disusun dan dijalankan oleh penyuluh.
2.
Tersusunnya Rencana
Kerja Penyuluhan Pertanian di Wilayah Kerja Masing-Masing
Rencana kerja penyuluhan pertanian merupakan acuan bagi para penyuluh untuk dapat melaksanakan tugasnya menjadi seorang penyuluh. Sebagian petani menyatakan bahwa rencana kegiatan penyuluh dengan realita yang terjadi dimasyarakat sudah sangat baik. Catatan tentang rencana kerja tersebut akan menjadi pedoman untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan berikutnya.
Rencana kerja penyuluhan pertanian merupakan acuan bagi para penyuluh untuk dapat melaksanakan tugasnya menjadi seorang penyuluh. Sebagian petani menyatakan bahwa rencana kegiatan penyuluh dengan realita yang terjadi dimasyarakat sudah sangat baik. Catatan tentang rencana kerja tersebut akan menjadi pedoman untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan berikutnya.
3.
Terdiseminasinya
Informasi Teknologi Pertanian secara Merata dan Sesuai dengan KebutuhanPetani
Setiap informasi mengenai teknologi pertanian selalu disampaikan seorang penyuluh dalam suatu forum, agar petani pun mengetahui tentang inovasi terbaru dalam pertnian. Hal ini dimaksudkan agar terkelolanya sumber daya manusia dalam hal peningkatan usahatani menggunakan teknologi. Sebagian petani di daerah tersebut mengatakan bahwa penyebarluasan informasi mengenai teknologi dalam pertanian maupun mengenai kebijakan pemerintah sudah sangat baik. Salah satunya adalah dengan dukungan melalui leaflet dan brosur. Namun dalam hal ini, masih sebagian masyarakat yang mendapatkannya.
Setiap informasi mengenai teknologi pertanian selalu disampaikan seorang penyuluh dalam suatu forum, agar petani pun mengetahui tentang inovasi terbaru dalam pertnian. Hal ini dimaksudkan agar terkelolanya sumber daya manusia dalam hal peningkatan usahatani menggunakan teknologi. Sebagian petani di daerah tersebut mengatakan bahwa penyebarluasan informasi mengenai teknologi dalam pertanian maupun mengenai kebijakan pemerintah sudah sangat baik. Salah satunya adalah dengan dukungan melalui leaflet dan brosur. Namun dalam hal ini, masih sebagian masyarakat yang mendapatkannya.
4.
Tumbuh Kembangnya
Keberdayaan dan Kemandirian Petani, Kelompok Tani, Kelompok Usaha/Asosiasi dan
Usaha Formal
Upaya telah dilakukan oleh seorang petani untuk membantu masyarakat dalam usahatani berbasis agribisnis. Penyuluh berusaha menginformasikan teknologi maupun permodalan yang sangat dibutuhkan oleh petani dengan bekerjasama instansi terkait untuk memberikan kemudahan dan persyaratan yang diperlukan.
Upaya telah dilakukan oleh seorang petani untuk membantu masyarakat dalam usahatani berbasis agribisnis. Penyuluh berusaha menginformasikan teknologi maupun permodalan yang sangat dibutuhkan oleh petani dengan bekerjasama instansi terkait untuk memberikan kemudahan dan persyaratan yang diperlukan.
5. Terwujudnya
Kemitraan Usaha Antara Petani dengan Pengusaha yang Saling Menguntungkan
Kemitraan dalam pertanian yang menginterelasi antara petani dengan
pengusaha memang sangat lah penting bagi keduanya. Hal ini berkaitan dengan
usahatani dan kemitraan. Tetapi, sesuai realitanya, masih banyak petani yang
belum melakukan kemitraan dengan perusahaan.
6. Terwujudnya
Akses Petani ke Lembaga Keuangan, Informasi Sarana Produksi Pertanian dan
Pemasaran
Walaupun telah banyak akses ke lembaga keuangan,
namun kurangnya petani yang memperoleh pinjaman modal dari bank
dan banyaknya persyaratan administrasi ditambah dengan harus adanya jaminan,
menyebabkan petani tidak tertarik untuk mencoba mendapatkan pinjaman bank. Penyuluh
juga telah memberikan informasi bahkan mempertemukan secara langsung dengan
pihak lembaga keuangan (bank).
7. Meningkatnya
Produktifitas Agribisnis Komoditas Unggulan di Masing-Masing Wilayah Kerja
8. Meningkatnya
Pendapatan dan Kesejahteraan Petani di Masing-Masing Wilayah Kerja
9.
Strategi Kebijakan Penyuluhan untuk
Meningkatkan Produktivitas Pertanian
Maka dalam hal ini,
kinerja penyuluhan pertanian di Jawa Timur sudah tergolong baik
mempertimbangkan beberapa indikator diatas. ☺☺☺
Di review oleh : ANUGRAH GALIH AL FATAH (15314)
Sumber : Sunartomo, Aryo Fajar. 2016.
Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian : Kapasitas Penyuluh
Pertanian Dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Pertanian Di Jawa Timur. 5(2) : 126-136
Nilai Berita:
ReplyDelete1. Timelines
Artikel ini masih sangat baru dan memuat informasi-informasi terbaru karena jurnal yang direview disusun pada tahun 2016. Informasi yag simuat pun berisikan kemampuan penyuluh provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan produktivitas pertanian, hal tersebut masih diupayakan pada masa ini sehingga informasi tidak basi.
2. Proximity
Artikel ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di kalangan petani. Penyuluh memiliki kedekatan dengan petani secara fisik dan non fisik karena penyuluh mampu merubah sikap , keterampilan, tingkat pengetahuan dan pola piker petani dan keluarganya menjadi lebih mandiri. Penyuluh dengan tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik, akan berdampak baik pada kemajuan petani dan keluarganya.
3. Importance
Artikel ini memiliki informasi yang penting bagi petani karena memberikan informasi tentang kinerja penyuluh dengan beberapa program yang telah dilakukan oleh penyuluh petunia Provinsi Jawa Timur telah berjalan dengan seukses sehingga dapat dikatakan kinerja penyuluh pertania di Jawa Timur sudah tergolong baik
4. Policy
Artikel ini sudah sesuai dengan kebijakan yang ada dengan adanya SK. Menteri Pertanian No. 671 tahun 2006 yang menunjukan kebijakan dan indicator keberhasilan penyuluhan dan kebijakan tersebut sangat berkaitan dengan kepentingan petani.
5. Prominance
-
6. Consequence
Dari adanya kebijakan kebijakan yang dibuat menunjukkan adanya peningkatan kinerja penyuluh di Jawa Timur
7. Conflict
-
8. Development
Artikel ini menunjukan adanya peningkatan kinerja penyuluh dengan terlaksananya bebrapa indicator berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 671 tahun 2006.
9. Disaster & Crime
-
10. Weather
-
11. sport
-
12. Human Interest
-
Nilai Penyuluhan
1. Sumber Teknologi/Ide
Adanya indikator keberhasilan penyuluh pertanian yang berdampak pada peningkatan kinerja penyuluh pertanian
2. Sasaran
Sasaran yang dituju yaitu kepada petani secara langsung karena menunjukkan kinerja dari penyuluh yang akan memberikan penyuluhan kepada para petani tersebut.
3. Manfaat
memberikan gambaran kinerja tenaga penyuluh di Jawa Timur
4. Pendidikan
menerapkan program penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan petani, dan memberikan wawasan kepada petani sesuai dengan kemampuan petani tersebut