Pembangunan
sumber daya manusia pertanian, termasuk pembangunan kelembagaan penyuluhan dan
peningkatan kegiatan penyuluh pertanian, adalah faktor yang memberikan
kontribusi besar terhadap keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia. Kementrian pertanian telah menetapkan empat sukses pembangunan pertanian,
yaitu: (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) peningkatan
diversifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor,dan
(4) peningkatan kesejahteraan petani. Sesuai dengan peraturan Menteri Pertanian
nomor: 273/KPTS/OT.160/4/2007, kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan
pendekatan kelompok. Program pemerintah tersebuat adalah untuk mencapai satu
desa terdapat satu orang penyuluh. Kelembagaan penyuluhan yang terdekat dengan
masyarakat saat ini adalah Balai Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPKP).
Kurangnya
tenaga penyuluh pertanian dan banyaknya tugas penyuluh pertanian tidak
sebanding dengan manajerial kemampuan penyuluh seperti penyuluh yang belum bisa
memajukan kelompok tani seperti mengembangkan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan,
dan kemampuan manajerial petani. Pada kenyataannya penyuluh memperoleh bantuan
operasional 3 bulan sekali sedangkan penyuluh melakukan tugasnya setiap hari
kerja dan tidak semua penyuluh diberikan transportasi padahal wilayah kerja
penyuluh jauh dari desa satu ke desa lainnya. Penyuluh pertanian yang ada saat
ini tidak mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya, hal ini tidak sebanding
dengan banyaknya beban kerja penyuluh pertanian terdapat di Kabupaten Serdang
Bedagai.
Tingkat
pendidikan, umur, dan masa kerja, merupakan aspek internal. Aspek internal tersebut
sangat mempengaruhi kinerja penyuluh dan produktifitas dari kegiatan
penyuluhan. Tingkat pendidikan yang rendah serta umur yang sudah tua ditambah
masa kerja yang sudah lama membuat para penyuluh mudah mengalami kejenuhan.
Selain itu, tingginya sikap positif dan komitmen penyuluh terhadap pekerjaan dapat
mengakibatkan produktivitas kerja penyuluh meningkat. Namun tingginya tingkat pendidikan
yang tidak disertai dengan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi dapat
menurunkan kinerja penyuluh karena kemampuan komunikasi adalah kompetensi yang
harus dimiliki seorang penyuluh. Hal ini dapat berdampak negatif pada penyuluh -
penyuluh yang masih baru karena pengetahuan
yang dimiliki tidak sebanding dengan tuntutan tugas yang dihadapi.
Tingkat pendidikan dan masa kerja berkaitan dengan
tingkat gaji dan fasilitas. Keterkaitan tersebut akan saling berhubungan dan
akhirnya dapat berujung kepada tingkat kesejahteraan penyuluh. Semakin
sejahtera penyuluh maka akan meningkatkan kinerja dan motivasi penyuluh dalam
bekerja. Sebab ketika kebutuhan pribadi dan keluarga sudah terpenuhi maka
penyuluh dapat lebih berfokus pada pekerjaannya yaitu melayani masyarakat
melalui penyuluhan. Penelitian yang dilakukan berdasarkan jurnal menggunakan
analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda yaitu
regresi yang memiliki variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen.
Dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji F dan uji t (α = 0,05).
Penyuluhan merupakan kegiatan penting dalam proses
pertanian dan penyuluh merupakan ujung tombak dalam penyampaian informasi dan
program pertanian dari pemerintah yang menjadi salah satu penentu keberhasilan
pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai. Oleh karena itu perlu dirumuskan
kebijakan untuk meningkatkan kinerja penyuluhan. Kurangnya sikap disiplin dalam
pengumpulan laporan penyuluhan yang sudah ditetapkan Badan Pelaksana Penyuluhan
dan Ketahanan Pangan (BPKP) akan berdampak pada terlambatnya penyusunan rencana
kerja dan program tingkat kabupaten. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan beberapa hal seperti berikut :
-
Peningkatan persepsi penyuluh
terhadap tugas atau pekerjaan.
-
Menyediakan sarana dan prasarana
yang sangat dibutuhkan bagi penyuluh dalam menjalankan tugas seperti kendaraan
operasional, rumah dinas, laboratorium lapang, dan alat - alat teknis di
lapangan untuk penyuluhan dan pendukung lain yang disesuaikan dengan kondisi
daerah, karena faktor keterlambatan penyuluh pertanian dalam mengumpulkan
tugas- tugas yang diberikan BP2KP disebabkan tugas - tugas penyuluh pertanian
tidak sebanding dengan manajerial kemampuan penyuluh.
-
Jika sarana dan prasarana yang
dibutuhkan penyuluh dalam menjalankan tugas sudah diberikan namun tetap
terlambat maka dapat dilakukan pemberian hukuman kepada penyuluh seperti tidak
dikeluarkannya Biaya Operasional Penyuluh (BOP).
-
Memberikan pelatihan yang tepat
kepada penyuluh agar penyuluh pertanian dapat memberikan solusi terbaik untuk
petani, karena setiap penyuluhan pertanian harus mengetahui semua hal tentang
bidang pertanian (polivalen).
-
Memberikan Penghargaan yang jelas
sesuai dengan kinerja penyuluh pertanian tanpa membedakan penyuluh yang honor
dan PNS.
-
Memperjelas status penyuluh dan
jenjang karir penyuluh misalnya pengangkatan penyuluh yang honor menjadi PNS
sesuai dengan kinerja.
-
Bekerja sama dengan dinas pertanian
agar mempermudah memperoleh akses saprodi pertanian dari pemerintah.
Daftar Pustaka :
Lubis, K.R., 2016. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Mantik Penusa. 20 (1) : 24 - 30.
NAMA : YUSTIKA PRATIWI
NIM : 16/394361/PN/14600
NO. ABSEN : 04
GOLONGAN : A5.2
RESA ARUM S.
ReplyDelete16/394360/PN/14599
No absen: 3
NILAI PENYULUHAN
1. Sumber ide yang tercantum dalam resume jurnal tersebut adalah tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Sasaran mengenai sumber ide tersebut termasuk dalam sasaran langsung karena berhubungan dan berkaitan langsung dengan penyuluh pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Manfaat yang dapat di ambil adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian maka melalui faktor-faktor tersebut mempermudah untuk dilakukan evaluasi. Dengan adanya evaluasi maka peningkatan kinerja penyuluh pertanian menjadi lebih mudah dan lebih konkrit. Misal dalam penyusunan rencana kerja dan program kerja baru untuk mengatasi suatu permasalahan yang ada.
4. Hal yang menarik untuk dipelajari dan dikembangkan adalah mengenai saran prasarana dan sistem teknis yang lebih di tekankan lagi serta sistem management kegiatan dan ide sebagai penyuluh pertanian supaya lebih dapat diterima.
NILAI BERITA
1. Timelines
Tulisan tersebut bersifat baru dan akan terus diperbaharui karena berkaitan dengan peningkatan kinerja penyuluh pertanian yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Importance
Tulisan tersebut sangat penting untuk petani karena apabila kinerja penyuluh pertanian meningkat maka penyuluh akan sangat membantu petani dalam menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang tengah dihadapi petani.
3. Policy
Kinerja penyuluh pertanian sangat penting untuk dilakukan dan ditingkatkan karena akan sangat membantu petani yang juga disebutkan salam peraturan Menteri Pertanian nomor: 273/KPTS/OT.160/4/2007 bahwa kegiatan penyuluhan dilakukan dengan pendekatan kelompok.
4. Consequence
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian meliputi tingkat pendidikan, umur, dan masa kerja. Apabila tingkat pendidikan rendah, umur yang sudah menua, dan produktifitas rendah maka akan sangat menurunkan kinerja penyuluh. Tingkat pendidikan dan masa kerja berkaitan dengan tingkat gaji dan fasilitas. Keterkaitan tersebut akan saling berhubungan dan akhirnya dapat berujung kepada tingkat kesejahteraan penyuluh. Semakin sejahtera penyuluh maka akan meningkatkan kinerja dan motivasi penyuluh dalam bekerja.
5. Conflict
Berdasarkan resume jurnal, pada kenyataannya penyuluh memperoleh bantuan operasional 3 bulan sekali sedangkan penyuluh melakukan tugasnya setiap hari kerja dan tidak semua penyuluh diberikan transportasi padahal wilayah kerja penyuluh jauh dari desa satu ke desa lainnya. Penyuluh pertanian yang ada saat ini tidak mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya, hal ini tidak sebanding dengan banyaknya beban kerja penyuluh pertanian terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai.