Kegiatan usahatani oleh para petani di Kabupten Muna
Barat dilakukan secara tumpang sari, dimana usaha budidaya jagung diselingi
dengan budidaya padi atau kacang tanah. Dalam sistem usaha budidaya pertanian
tanaman pangan para petani melakukanya dengan cara-cara tradisional berdasarkan
pengalaman secara turun-temurun dengan tetap mempertahankan cara-cara bertani
yang konvensional. Namun demikian sebagian dari petani kadang-kadang mulai
melakukan usaha bertani mereka. Kondisi keterbatasan pemahaman cara bertani
yang baik, para petani tradisional yang ada di Kabupaten Muna Barat dibutuhkan
kehadiran tenaga penyuluh yang memiliki kompetensi professional yang memiliki
keterampilan berkomunikasi, sehingga mereka (penyuluh) mampu meyakinkan para
petani untuk mau menerapkan cara-cara bertani yang lebih modern yang dapat
meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Selain itu para penyuluh dituntut
memiliki kemampuan dan kinerja tinggi dalam menjalankan setiap program
penyuluhan.
Program penyuluhan pertanian di Kabupaten Muna Barat
diantaranya dilakukan melalui PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu). PTT merupakan
kegiatan bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui
penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu
menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara
berkelanjutan. PTT merupakan wadah dalam rangka membelajarkan para petani yang
secara teknis para petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran
dan pengamatan langsung, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan serta mampu
menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, terutama dalam usahatani
tanaman pangan dengan mengkaji secara bersama kelompok petani.
Model komunikasi dalam penyuluhan pertanian di
Kabupaten Muna Barat cukup unik, dimana para penyuluh menggunakan model
komunikasi linear yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pengirim pesan
pada penerima pesan baik melalui tatap muka maupun melalui penyampaian pesan
dari media massa yang di maksud adalah penyuluh dan usahatani, dalam melakukan
penyuluhan para penyuluh juga melakukan pendekatan yang berbasis kearifan lokal
Model komunikasi yang digunakan penyuluh pertanian
yaitu:
1. Model komunikasi
interaksional yaitu adanya saling mendukung antara penyuluh pertanian dan para
petani, yang dimana penyuluh memiliki peran-peran yang signifikan dengan
perkembangan usaha tani di
Kabupaten Muna.
2. Model komunikasi
linear yaitu model komunikasi yang dimana
penyampaian pesan usaha tani tyang dilakukan oleh
penyuluh melalui komunikasi secara tatap muka yang dilakukan kepada seluruh
petani, tetapi antara penyuluh dan petani cenderung tidak
tejadi umpan balik. Penyuluh memberikan informasi pada petani dan petani
cenderung terlibat hanya sebagai pendengar dalam proses komunikasi.
c. Model komunikasi sirkular yaitu komunikasi yang
dilakukan para petani tidak secara langsung melakukan hubungan komunikasi
langsung dengan penyuluh. Yang melakukan kontak komunikasi langsung dengan penyuluh
adalah para ketua kelompok tani. Hal ini karena selain keterbatasan tenaga
penyuluh untuk datang menemui para petani secara perorongan dianggap kurang
efektif.
Metode Komunikasi penyuluh pertanian kepada petani
1. Pendekatan
perorangan adalah metode yang dilakukan dengan cara
penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan sasarannya secara perorangan seperti kunjungan ke rumah, lokasi atau
lahan usaha tani, hubungan telepon dan lain sebaginya.
2. Pendekatan
kelompok adalah metode pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan beberapa
petani dalam suatu tempat lalu diadakan diskusi agar terjadi pertukaran
informasi yang cepat dan tepat.
Sumber : Darmin, Tarifu,l., Tarifu, I. Model Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Muna Barat, Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1) : 10-15.
Eldy Yusuf Fathoni 16/398923/PN/14894
Yang berkomentar :
ReplyDeleteDhian Winabilla B
16/398922/PN/14893
THP 2016
DPKP A.5.2 (Absen 23)
Nilai Berita dari Jurnal Model Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian Di Kabupaten Muna Barat :
1.Timelines : tulisan tersebut termasuk bersifat baru, dibuktikan dengan adanya program PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang menggunakan berbagai teknologi modern usahatani terbarukan.
2.Proximity : Penyuluh mengajarkan para petani secara teknis sehingga para petani dapat belajar langsung di lapangan dan penyuluh juga menggunakan model komunikasi linear yaitu penyampaian pesan dengan tatap muka maupun melalui penyampaian pesan dari media massa kepada para petani.
3.Importance : PTT merupakan wadah dalam rangka mengajarkan para petani untuk belajar secara langsung di lapangan melalui pembelajaran dan pengamatan langsung, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan serta mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, terutama dalam usahatani tanaman pangan dengan mengkaji secara bersama kelompok petani.
4.Policy : tidak ada (-)
5.Prominence : tidak ada (-)
6.Consequence : Kehadiran penyuluh di Kabupaten Muna Barat diharapkan mampu meyakinkan para petani untuk mau menerapkan cara-cara bertani yang lebih modern sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian mereka
7.Conflict : Penyampaian pesan usaha tani yang dilakukan oleh penyuluh melalui komunikasi secara tatap muka dengan seluruh petani, ternyata cenderung tidak tejadi umpan balik dan petani hanya sebagai pendengar saja dalam proses komunikasi
8.Development : tidak ada (-)
9.Disaster & crime : tidak ada (-)
10.Weather : tidak ada (-)
11.Sport : tidak ada (-)
12.Human Interest : Sistem usaha budidaya pertanian pangan biasanya dilakukan oleh para petani dengan cara tradisional berdasarkan pengalaman mereka secara turun-temurun tetapi tetap mempertahankan cara-cara bertani yang konvensional.
Nilai Penyuluhan Model Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian Di Kabupaten Muna Barat :
1.Adanya sumber teknologi atau ide : Terbentuknya program penyuluhan pertanian di Kabupaten Muna Barat melalui PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu). PTT merupakan kegiatan bagi petani yang menerapkan teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi hasil pertanian.
2.Adanya sasaran :
a.Sasaran langsung : Sasaran program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) ditujukan kepada para petani dan ketua kelompok tani di Kabupaten Muna Barat
b.Sasaran tidak langsung : tidak ada (-)
3.Adanya manfaat : Pembentukan program PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) bermanfaat sebagai wadah bagi petani untuk mendapatkan ilmu bagaimana cara belajar langsung di lapangan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan serta mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, terutama dalam usahatani tanaman pangan dengan mengkaji secara bersama kelompok petani sehingga akan tercapai produktivitas produk pertanian yang tinggi dan menunjang peningkatkan produktivitas hasil pertanian para petani di Kabupaten Muna Barat.
4.Adanya nilai pendidikan : Program penyuluhan pertanian PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) di Kabupaten Muna Barat sangat bagus dan efektif sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan sesuai dengan berkembangnya teknologi terbarukan lainnya, oleh karena itu pencapaian produktivitas hasil pertanian akan meningkat dalam jangka waktu yang lebih cepat.