Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia
Oleh
: Kadhung Prayoga
Jurnal
Sosial Ekonomi dan Kebijakana Pertanian (Agriekonomika, 6 (1)) April 2017
Tujuan dari tulisan ini adalalah
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyuluhan yang memanfaatkan media
sosial ini lewat sebuah studi litelature terhadap sumber data sekunder. Metode
yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah metode deskriptif dan analisis
wacana melaui pendekatan kualitatif. Teknologi dan informasi dalam era
globalisasi berkembang dengan sedemikian rupa, salah satunya penggunaan
internet yang memudahkan berbagai keperluan manusia. Keberadaan internet telah
menggeser eksistensi surat kabar dan televisi. Fakta bahwa masyarakat telah
mengganti penggunaan media mereka dari yang awalnya koran, televisi, dan radio
berubah menjadi media online. Informasi teknologi yang masih terbatas,
pemanfaatan teknologi informasi yang belum menyentuh semua stokeholder, minat
aktor-aktor yang bergelut di sektor agrokomplek yang masih rendah, dan
penggunaan informasi yang belum luas menjadikan posisi petani, nelayan, dan
peternak menjadi semakin lemah. Beberapa alasan tersebut yang menjadikan
Kementrian Perikanan dan Kelautan dan Kementrian Pertanian mengembangkan sebuah
sistem penyuluhan yang memanfaatkan sosial media sebagai media penyuluhannya.
Penyuluh, petani, dan nelayan, diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh,
petani, dan nelayan dari daerah lain dengan mudah, cepa, dan murah. Media
sosial dapat menjadi sarana bagi Kementrian Perikanan dan Kelautan dan
Kementrian Pertanian untuk mempercepat proses transfer teknologi yang telah
dihasilkan. Perubahan penggunaan media yang bersifat konvensional menjadi
digital seperti ini bisa mempermudah penyuluh, petani, dan nelayan dalam
kegiatan penyuluhan. Nelayan dan petani disini dituntut untuk bisa menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi agar tidak tertinggal dengan kompetitornya
didaerah lain. Penyuluh disini harus bisa mengembangkan diri di era digital
yang serba maju untuk menjadi fasilitator yang bisa mengangkat harkat hidup
para petani dan nelayan.
Hasil dan pembahasan
Penyuluhan masih sangat diperlukan
untuk para nelayan dan masyarakat pesisie karena berbagai masalah ynag dihadapi
oleh nelayan. Keadaan mereka tidak jauh berbeda dengan keadaan petani dan
penyuluh di sektor pertanian. Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat pesisir dan petani adalah
minimnya informasi terkait kegiatan budi daya, pengelolaan, dan pemasaran hasil
perikanan. serta penguasaan dan akses teknologi informasi yang masih lemah. Untuk
mempercepat penyampaian informasi dapat mengubah paradigma diseminasi dari yang
bersifat konvensional ke yang lebih maju dan cepat dengan memanfaatkan berbagai
saluran atau media. Seorang penyuluh harus bekerja bersama masyarakat.
Masyarakat harus diikutsertakan dalam setiap tahapan, mulai dari tahp awal
yaitu perencanaan program, untuk meningkatkan kepercayaan petani kepada
penyuluh. Semakin sering penyuluh memanfaakan media, maka semakin banyak
pengetahuan yang dimiliki dan kesempatan untuk menjawab permasalahan petani
juga semakin besar. Internet merupakan
salah satu bentuk revolusi terkait dengan pengelolaan informasi dan
berkomunikasi dengan ornag lain secara cepat dan tanpa terkendala ruang dan
jarak. Sarana teknologi informasi seperti sosial media, video conference, dan lain sebagainya memberikan peluang baru untuk
memperlancar kegiatan pertanian. Facebook dan twitter merupakan contoh
media sosial yang sering digunakan di indonesia. Pengguna facebook di Indonesia yang paling banyak berada
di umur produktif. Hal ini menjadi kesempatan bagi penyuluh untuk meningkatkan
minat pemuda terhadap sektor perikanan lewat kegiatan penyuluhan yang
memanfaatkan media sosial. Akun twitter dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan berisi informasi di sektor perikanan dan
kelautan yang disebarkan kepada 4.127 pengikutnya. Hal ini berbading terbalik
dengan akun facebook Pusat Penyuluhan
dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang jarang memperbarui
informasi. Informasi yang ada di Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan adalah tentang budidaua, pemasaran, pengolahan hasil,
serta kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang dakan dilakukan.
Sektor pertanian juga memiliki twitter dalam kegiatan penyuluhan tetapi masih
belum memiliki akun yang spesifik seperti sektor perikanan. Twitter bisa dengan
cepat meneruskan informasi penyuluhan terkait sektor perikanan karena adanya
fitur khusus seperti retweet. Selain facebook dan twitter terdapat juga video conference. Video conference adalah mekanisme pertukaran informasi di bidang
perikanan melalui area cyber, suatu
ruang imajiner di balik interkoneksi jaringan komputer melalui peralatan
komunikasi. Alasan pemanfaatan video conference
menurut Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (2016),
adalah sebagai berikut:
1. Menjalin komunikasi antar penyuluh yang ada di Indonesia
2. Mempercepat akses
informasi diantara penyuluh dan penyuluh, penyuluh dan
nelayan, maupun
nelayan dan nelayan.
3. Menunjang kinerja
penyuluh.
4. Jumlah penyuluh yang sangat banyak dan tersebar sehingga
butuh cara untuk mengkoordinasikannya.
5. Kelemahan hubungan
antar penyuluh di berbagai tempat.
6. Kebutuhan nelayan
sebagai user akan informasi yang up to date.
7. Tuntutan perkembangan
jaman dan teknologi informasi.
Pemanfaatan sistem seperti ini akan mempertemukan lembaga
penelitian, pengembangan, dan pengkajian dengan diseminator inovasi (penyuluh),
pendidik, petani, dan kelompok stakeholders lainnya yang masing-masing memiliki
kebutuhan dengan jeni dan bentuk informasi yang berbeda sehingga dapat berperan
secara sinergis dan saling melengkapi.
Kesimpulan
Twitter dan video
conference benar-benar menjadi media dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Namun, facebook yang
notabene lebih familiar di masyarakat justru tidak digunakan secara optimal
oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.
Kedepan Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dan
Kementerian Pertanian juga harus lebih interaktif, aktif,dan cepat tanggap
dalam menanggapi respon masyarakat. Diharapkan Pusat Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan juga bisa memanfaatkan facebook
dengan lebih baik lagi agar persebaran informasi bisa lebih meluas.
Fatimah Zahra Ayunani
16/405697/PN/14918
Teknologi Hasil Perikanan
Syafira Wijaya (16/398939/PN/14910)
ReplyDeletefaktor-faktor nilai berita:
1. Sumber teknologi/ ide :Media sosial
2. Sasaran : Nelayan dan masyarakat pesisir
3. Manfaat : Menghadapi berbagai masalah ynag dihadapi oleh nelayan 4. Nilai Pendidikan : Akun social media milik Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan berisi informasi di sektor perikanan dan kelautan
Nilai berita
1. Timelines : tulisan ini bersifat baru karena pengembangan informasi mengenai perikanan dan kelautan melalui social media 2. Proximity : tulisan ini bersifat dekat dengan nelayan karena Penyuluhan masih sangat diperlukan untuk para nelayan dan masyarakat pesisir disebabkan berbagai masalah ynag dihadapi oleh nelayan 3. Importance : tulisan ini mengandung informasi yang penting bagi petani khususnya nelayan dan penyuluh karena Sarana teknologi informasi seperti sosial media, video conference, dan lain sebagainya memberikan peluang baru untuk memperlancar kegiatan pertanian. 4. Policy : tulisan ini selaras dengan kebijakan pemerintah yakni Informasi yang ada di Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah tentang budidaua, pemasaran, pengolahan hasil, serta kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang dakan dilakukan.
5. Consequence : tulisan ini mengandung kebijakan pemerintah Informasi yang ada di Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah tentang budidaua, pemasaran, pengolahan hasil, serta kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang dakan dilakukan. 6.Human interest : tulisan ini mengundang banyak pendapat dari para pembaca mengenai pemanfaatan social media dalam penyuluh pertanian dan perikanan di Indonesia.