Monday 10 September 2018

Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia

Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia
Oleh    : Kadhung Prayoga
Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakana Pertanian (Agriekonomika, 6 (1)) April 2017
            Tujuan dari tulisan ini adalalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyuluhan yang memanfaatkan media sosial ini lewat sebuah studi litelature terhadap sumber data sekunder. Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah metode deskriptif dan analisis wacana melaui pendekatan kualitatif. Teknologi dan informasi dalam era globalisasi berkembang dengan sedemikian rupa, salah satunya penggunaan internet yang memudahkan berbagai keperluan manusia. Keberadaan internet telah menggeser eksistensi surat kabar dan televisi. Fakta bahwa masyarakat telah mengganti penggunaan media mereka dari yang awalnya koran, televisi, dan radio berubah menjadi media online. Informasi teknologi yang masih terbatas, pemanfaatan teknologi informasi yang belum menyentuh semua stokeholder, minat aktor-aktor yang bergelut di sektor agrokomplek yang masih rendah, dan penggunaan informasi yang belum luas menjadikan posisi petani, nelayan, dan peternak menjadi semakin lemah. Beberapa alasan tersebut yang menjadikan Kementrian Perikanan dan Kelautan dan Kementrian Pertanian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang memanfaatkan sosial media sebagai media penyuluhannya. Penyuluh, petani, dan nelayan, diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh, petani, dan nelayan dari daerah lain dengan mudah, cepa, dan murah. Media sosial dapat menjadi sarana bagi Kementrian Perikanan dan Kelautan dan Kementrian Pertanian untuk mempercepat proses transfer teknologi yang telah dihasilkan. Perubahan penggunaan media yang bersifat konvensional menjadi digital seperti ini bisa mempermudah penyuluh, petani, dan nelayan dalam kegiatan penyuluhan. Nelayan dan petani disini dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar tidak tertinggal dengan kompetitornya didaerah lain. Penyuluh disini harus bisa mengembangkan diri di era digital yang serba maju untuk menjadi fasilitator yang bisa mengangkat harkat hidup para petani dan nelayan.
Hasil dan pembahasan
            Penyuluhan masih sangat diperlukan untuk para nelayan dan masyarakat pesisie karena berbagai masalah ynag dihadapi oleh nelayan. Keadaan mereka tidak jauh berbeda dengan keadaan petani dan penyuluh di sektor pertanian. Salah satu masalah yang  dihadapi masyarakat pesisir dan petani adalah minimnya informasi terkait kegiatan budi daya, pengelolaan, dan pemasaran hasil perikanan. serta penguasaan dan akses teknologi informasi yang masih lemah. Untuk mempercepat penyampaian informasi dapat mengubah paradigma diseminasi dari yang bersifat konvensional ke yang lebih maju dan cepat dengan memanfaatkan berbagai saluran atau media. Seorang penyuluh harus bekerja bersama masyarakat. Masyarakat harus diikutsertakan dalam setiap tahapan, mulai dari tahp awal yaitu perencanaan program, untuk meningkatkan kepercayaan petani kepada penyuluh. Semakin sering penyuluh memanfaakan media, maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki dan kesempatan untuk menjawab permasalahan petani juga semakin besar.  Internet merupakan salah satu bentuk revolusi terkait dengan pengelolaan informasi dan berkomunikasi dengan ornag lain secara cepat dan tanpa terkendala ruang dan jarak. Sarana teknologi informasi seperti sosial media, video conference, dan lain sebagainya memberikan peluang baru untuk memperlancar kegiatan pertanian.  Facebook dan twitter merupakan contoh media sosial yang sering digunakan di indonesia. Pengguna facebook di Indonesia yang paling banyak berada di umur produktif. Hal ini menjadi kesempatan bagi penyuluh untuk meningkatkan minat pemuda terhadap sektor perikanan lewat kegiatan penyuluhan yang memanfaatkan media sosial. Akun twitter dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan berisi informasi di sektor perikanan dan kelautan yang disebarkan kepada 4.127 pengikutnya. Hal ini berbading terbalik dengan akun facebook Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang jarang memperbarui informasi. Informasi yang ada di Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah tentang budidaua, pemasaran, pengolahan hasil, serta kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang dakan dilakukan. Sektor pertanian juga memiliki twitter dalam kegiatan penyuluhan tetapi masih belum memiliki akun yang spesifik seperti sektor perikanan. Twitter bisa dengan cepat meneruskan informasi penyuluhan terkait sektor perikanan karena adanya fitur khusus seperti retweet. Selain facebook dan twitter terdapat juga video conference. Video conference adalah mekanisme pertukaran informasi di bidang perikanan melalui area cyber, suatu ruang imajiner di balik interkoneksi jaringan komputer melalui peralatan komunikasi. Alasan pemanfaatan video conference menurut Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (2016), adalah sebagai berikut:
1. Menjalin komunikasi antar penyuluh yang ada di Indonesia
2.  Mempercepat akses informasi diantara penyuluh dan penyuluh, penyuluh dan nelayan,  maupun nelayan dan nelayan.
3.  Menunjang kinerja penyuluh.
4. Jumlah penyuluh yang sangat banyak dan tersebar sehingga butuh cara untuk mengkoordinasikannya.
5.  Kelemahan hubungan antar penyuluh di berbagai tempat.
6.  Kebutuhan nelayan sebagai user akan informasi yang up to date.
7.  Tuntutan perkembangan jaman dan teknologi informasi.
Pemanfaatan sistem seperti ini akan mempertemukan lembaga penelitian, pengembangan, dan pengkajian dengan diseminator inovasi (penyuluh), pendidik, petani, dan kelompok stakeholders lainnya yang masing-masing memiliki kebutuhan dengan jeni dan bentuk informasi yang berbeda sehingga dapat berperan secara sinergis dan saling melengkapi.
Kesimpulan
            Twitter dan video conference benar-benar menjadi media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Namun,  facebook yang notabene lebih familiar di masyarakat justru tidak digunakan secara optimal oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Kedepan Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian juga harus lebih interaktif, aktif,dan cepat tanggap dalam menanggapi respon masyarakat. Diharapkan Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan juga bisa memanfaatkan facebook dengan lebih baik lagi agar persebaran informasi bisa lebih meluas.

Fatimah Zahra Ayunani
16/405697/PN/14918
Teknologi Hasil Perikanan

1 comment:

  1. Syafira Wijaya (16/398939/PN/14910)

    faktor-faktor nilai berita:
    1. Sumber teknologi/ ide :Media sosial
    2. Sasaran : Nelayan dan masyarakat pesisir
    3. Manfaat : Menghadapi berbagai masalah ynag dihadapi oleh nelayan 4. Nilai Pendidikan : Akun social media milik Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan berisi informasi di sektor perikanan dan kelautan

    Nilai berita
    1. Timelines : tulisan ini bersifat baru karena pengembangan informasi mengenai perikanan dan kelautan melalui social media 2. Proximity : tulisan ini bersifat dekat dengan nelayan karena Penyuluhan masih sangat diperlukan untuk para nelayan dan masyarakat pesisir disebabkan berbagai masalah ynag dihadapi oleh nelayan 3. Importance : tulisan ini mengandung informasi yang penting bagi petani khususnya nelayan dan penyuluh karena Sarana teknologi informasi seperti sosial media, video conference, dan lain sebagainya memberikan peluang baru untuk memperlancar kegiatan pertanian. 4. Policy : tulisan ini selaras dengan kebijakan pemerintah yakni Informasi yang ada di Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah tentang budidaua, pemasaran, pengolahan hasil, serta kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang dakan dilakukan.
    5. Consequence : tulisan ini mengandung kebijakan pemerintah Informasi yang ada di Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah tentang budidaua, pemasaran, pengolahan hasil, serta kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang dakan dilakukan. 6.Human interest : tulisan ini mengundang banyak pendapat dari para pembaca mengenai pemanfaatan social media dalam penyuluh pertanian dan perikanan di Indonesia.

    ReplyDelete