Penyuluh
disektor pertanian memiliki peran penting antara lain adalah sebagai motivator,
inovator, fasilitator, konsultan, dan komunikator. Penyuluh dituntut untuk
mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kompetensi penyuluh rendah adalah kurangnya program
pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas penyuluh
(Turere, 2013). Kendala tersebut sedang diupayakan dengan dilakukannya
revitalisasi penyuluhan pertanian mengenai perbaikan kegiatan penyuluhan
melalui pendidikan dan pelatihan berbasis internet. Salah satu daerah yang
telah melakukan revitalisasi penyuluhan di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur.
Internet merupakan salah satu media yang berperan sebagai alat bantu untuk
mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan yang tersedia dalam jumlah yang
tidak terbatas dan dapat diakses secara cepat dan murah. Selain itu juga proses
penyuluhan menjadi lebih cepat dan efektif. Tujuan dari dilakukannya penelitian
adalah untuk menganalisis tingkat pemanfaatan internet oleh penyuluh di
Kabupaten Cianjur dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya, menganalisis
faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan internet oleh
penyuluh, dan menganalisis pengaruh tingkat pemanfaatan internet terhadap
peningkatan kinerja penyuluh.
Penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survey. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur dengan
kriteria pernah mendapatkan pelatihan dan bantuan peralatan untuk mendukung
akses internet dalam rangkaian program pemasyarakatan cyber extension dari pemerintah melalui Kementrian Pertanian.
Pengumpulan data di lakukan pada bulan Januari sampai April 2017. Data yang
terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan melihat rataan dan persentase.
Analisis data tingkat kinerja penyuluhan pertanian diukur berdasarkan panduan
yang tercantum pada Permentan No. 91 Tahun 2013. Data yang bersifat ordinal
dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 20
dan excel 13.
Karakteristik
internal penyuluh yang diidentifikasi meliputi umur, pendidikan, kepemilikan
media internet, dan kebutuhan informasi. Penyuluh dalam usia produktif
berpotensi dalam mengikuti perkembangan teknologi, lebih kuat dari segi fisik,
dan juga lebih kreatif dalam pengembangan ide. Hal ini berarti bahwa umur
penyuluh sangat berpengaruh pada kinerja yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan sesorang maka wawasannya juga tinggi sehingga meningkatkan keterlibatan
orang tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Tingkat pendidikan sangat berperan
bagi penyuluh dalam menjalankan tanggung jawabnya pada petani. Pentingnya
pendidikan bagi seorang penyuluh adalah sebagai landasan dalam membentuk,
mempersiapkan, membina serta mengembangkan kemampuan SDM. Penyuluh di Kabupaten
Cianjur rata-rata telah berpendidikan tinggi sehingga memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemilikan media internet penyuluh sangat memadai. Kondisi tersebut memudahkan
penyuluh untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatannya.
Informasi
yang dibutuhkan oleh penyuluh dalam penelitian ini adalah informasi mengenai
teknologi produksi yang meliputi pemupukan, pengairan, pengendalian OPT, dan
panen; informasi mengenai teknologi pasca panen dan pengemasan produk;
pemasaran hasil produksi yang meliputi harga pasar dan peluang pasar; iklim dan
lingkungan pertanian; permodalan; dan informasi mengenai kelembagaan. Kebutuhan
akan informasi merupakan hal penting yang mendorong penyuluh untuk menggunakan
internet. Informasi yang diperoleh penyuluh dari internet digunakan untuk
menyusun materi penyuluhan, materi pengajaran, membuat pedoman teknis, menyusun
rencana kerja, acuan pengkajian teknologi anjuran, evaluasi dan pelaporan
kegiatan penyuluhan, menyusun program penyuluhan, membuat makalah seminar,
lokakarya, temu teknis, dan membuat karya tulis yang diterbitkan.
Dukungan
instansi merupakan faktor eksternal penyuluh yang berpengaruh dengan tingkat
pemanfaatan internet. Dukungan instansi tersebut adalah mengenai pelatihan
dalam pemanfaatan TIK dan dukungan finansial. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden masih jarang terlibat dalam pelatihan TIK karena
pelatihan yang diadakan juga masih jarang. Suatu teknologi yang digunakan akan
membutuhkan biaya untuk operasionalnya sehingga akan berdampak terhadap
pengeluaran individu tersebut. Teknologi yang tersedia membawa konsekuensi ekonomi
yang akan ditimbulkan (tambahan biaya investasi, pemeliharaan, dan biaya
operasional) (Mardikanto, 1993). Hasil penelitian menunjukkan dukungan
finansial masuk dalam kategori rendah. Anggoroseto (2012) menjelaskan bahwa
pembiayaan mempunyai pengaruh yang dominan dan signifikan terhadap cyber extension. Rendahnya dukungan
finansial dalam mengakses internet menyebabkan terkendalanya penyuluh dalam
mengakses internet. Persepsi penyuluh tentang pemanfaatan internet secara
keseluruhan termasuk positif. Penyuluh menganggap bahwa informasi yang tersedia
di internet tidak terbatas sehingga memudahkan penyuluh mencari berbagai
informasi yan dibutuhkan.
Pola
penggunaan media internet dalam penelitian meliputi durasi, keragaman gadget dalam mengakses internet, dan
pengeluaran biaya untuk mengakses internet. Durasi seseorang menggunakan
internet disebabkan oleh motif orang tersebut menggunakan internet, sinyal, dan
biaya yang dikeluarkan untuk mengakses internet. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menggunakan internet dalam durasi yang sedang.
Informasi yang sering diakses oleh penyuluh salah satunya adalah media sosial
(Veronice, 2013). Pengeluaran untuk mengakses internet dikategorikan dalam 3
kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengeluaran responden untuk mengakses internet dalam kategori tinggi.
Pemanfaatan
internet dalam penyuluhan digunakan untuk bahan penyusunan laporan, pemeberian
materi penyuluhan, penyusunan program penyuluhan, dan desain metode penyuluhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet oleh penyuluh dalam
menyusun laporan sebagian besar dalam kategori sedang. Kondisi tersebut
menggambarkan penyuluh hanya kadang-kadang mengambil referensi dari internet.
Penyuluh dalam membuat materi menyusun modul penyuluhan menggunakan referensi
dari jurnal terkait yaang diakses melalui internet. Programa merupakan rencana
kegiatan penyuluhan yang memadukan aspirasi masyarakat dengan potensi wilayah
serta program pembangunan pertanian yang mengambarkan keadaan sekarang. Tujuan
yang ingin dicapai programa adalah masalah-masalah yang sedang dirasakan dan
alternatif solusi disusun secara sistematis, partisipatif, dan harus tertulis
pada setiap tahunnya. Sebagian besar responden dalam menyusun programa
memanfaatkan internet dalam kategori sedang. Hal ini menggambarkan penyuluh
terkadang menggunakan internet dalam penyusunan programa antara lain dalam
akses referensi seperti jurnal dan materi yang terkait. Selain itu, penyuluh
juga harus memperhatikan metode penyuluhan yang akan digunakan. Hal ini
dilakukan agar tujuan penyuluhan dapat tercapai dengan baik. Penyuluh juga
kadang-kadang menggunakan internet untuk mencari referensi metode-metode yang
efektif dalam penyampaian pesan penyuluhannya.
Kinerja
dalam penyuluhan pertanian merupakan esistensi penyuluh dalam memahami
keterkaitan tugas dan kebutuhan dasar program penyuluhan pertanian yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan petani. Kinerja penyuluh pertanian di
Kabupaten Cianjur berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 61%. Semua penyuluh
dalam menjalankan tugasnya telah membuat potensi data wilayah kerja dan
permasalahan agribisnis serta rencana kegiatan penyuluhan desa. Akan tetapi
penilaian yang rendah bagi penyuluh adalah dalam hal menumbuhkan dan
mengembangkan kelembagaan di masyarakat serta dalam hal pembuatan laporan tri
wulan dan laporan tiap semesternya.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan internet dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Karakteristik penyuluh yang
berpengaruh nyata terhadap tingkat pemanfaatan internet hanya variabel tingkat
pendidikan formal. Respnden dengan pendidikan formal yang lebih tinggi akan
membuat diri individu lebih terbuka dan lebih siap dengan pengetahuan baru. Variabel
kepemilikan media internet dan kebutuhan informasi negatif tidak berpengaruh
terhadap pemanfaatan internet. Pada hasil variabel umur menunjukkan bahwa
variabel umur berpengaruh negatif terhadap pemanfaatan internet. Hasil penelitian
sejalan dengan pendapat Anggoroseto (2012) yang menyatakan bahwa umur
berpengaruh dalam pemanfaatan cyber
extension. Kepemilikan media internet dan kebutuhan informasi negatif tidak
berpengaruh pada tingkat pemanfaatan internet, yang berarti peningkatan jumlah
media internet yang dimiliki tidak membuat peningkatan pada pemanfaatannya. Hasil
penelitian tersebut bertolak belakang dengan Anggoroseto (2012) yang menyatakan
bahwa kepemilikan sarana teknologi informasi berpengaruh terhadap pemanfaatan cyber extension. Dukungan instansi tidak
berpengaruh terhadap pemanfaatan internet. Meskipun tidak adanya dukungan dari
instansi, penyuluh dapat pengakses informasi di internet melalui smartphone yang digunakan secara
individu.
Persepsi
penyuluh terhadap pemanfaatan internet berpengaruh nyata. Penyuluh mempercayai
bahwa dengan menggunakan internet akan banyak manfaat yang diperoleh, kualitas yang
didapat juga dapat dipercaya, serta mengakses informasi melalui internet juga
lebih mudah dan lebih cepat. Pada faktor pola penggunaan internet, variabel
yang tidak berpengaruh pada tingkat pemanfaatan internet hanya variabel
pengeluaran akses internet, sementara variabel yang berpengaruh adalah durasi
dan keragaman gadget yang diakses
oleh penyuluh. Hasil penelitian bertolak belakang dengan hasil penelitian Elian
(2015) yang menyatakan bahwa seberapa sering dan lama penyuluh menggunakan
internet tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan informasi tersebut oleh
penyuluh. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi keragaman media internet
yang diakses maka semakin meningkatkan pemanfaatan internet oleh penyuluh.
Kinerja
penyuluh meliputi persiapan kegiatan penyuluhan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan penyuluhan. Pemanfaatan internet oleh penyuluh pertanian berkaitan
dengan motif dan kebutuhan penyuluh terhadap informasi di media internet. Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan internet berpengaruh
terhadap kinerja penyuluh. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa semakin
meningkatnya pemanfaatan internet maka akan meningkatkan kinerja penyuluh. Kinerja
penyuluh pertanian lebih mengarah pada kemampuan penyuluh dalam mendesain
program-program penyuluhan. Ketersediaan informasi melalui internet membantu
proses penyuluhan pertanian lebih cepat dan lebih efektif (Ahuja, 2011).
Resume oleh: RESA ARUM S. / 14599
Resume oleh: RESA ARUM S. / 14599
Sumber: Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1.
komentar
ReplyDeleteNuzulia Izmi
16/394357/PN/14596
Nilai Berita :
1. Timelines : seiring berjalannya waktu dan zaman seluruh penyuluh ataupun petani harus mendapatkan ilmu yang terdepan, salah satunya adalah mempelajari internet , sehingga para penyuluh dan petani dapat mengikuti zaman dan melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien.
2. Proximity : secara tidak langsung artikel ini bersifat dekat dengan petani ataupun penyuluh , karena dilihat dari sampel yang digunakan adalah petani ataupun penyuluh
3.Importance: tulisan ini memiliki pesan yaitu internet sangat penting bagi penyuluh untuk meningkatkan kinerja penyuluh.
4. Policy : tidak ada
5. Prominence : tidak ada
6.Consequence : didalam artikel ini terdapat tindakan dimana dengan adanya internet dapat membantu para penyuluh dalam mengerjakan pekerjaannya secara efisien dan efektif , dan banyak penyuluh muda yang telah melakukan hal ini karena semangatnya dalam mengerjakan pekerjaannya secara modern.
7.Conflict : didalam artikel ini ada sedikit konflik yaitu dimana para penyuluh menyususn laporannya dennga literaratur yang sedikit dari internet.
8. Development : didalam artikel ini pemerintah cianjur sudah mengupayakan para penyuluh agar dapat mengakses internet dan menggunakannya dengan baik sehingga dapat membantu pekerjaanya. Dan hasilnya rata-rata para penyuluh di Cianjur menggunakan internet .
9. Disaster dan crime : tidak ada
10. Weather : tidak ada
11. Sport: tidak ada
12. Human interest: tidak ada
Nilai Penyuluhan :
1.Ada sumber teknologi / ide :
Terdapat sumber ide didalam artikel ini yaitu usaha pemerintah Cianjur dalam memperkenalkan internet ke para petani dan para penyuluh.
2.Adanya Sasaran:
-Sasaran langsung : petani
-Sasaran tidak langsung : penyuluh pertanian.
3.Adanya Manfaat
Didalam artikel ini terdapat manfaat yang sangat berguna bagi penyuluh dan petani , harapan pemerintah untuk para penyuluh adalah penyuluh dapat memanfaatkan internet dalam menyusun laporan, pembuatan materi, penyusunan programa, dan mendesain metode penyuluhan agar pekerjaan penyuluh dapat dimudahlan , dan penyuluh dapat mengerjakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.
4.Adanya nilai pendidikan :
Didalam artikel ini terdapat nilai pendidikan yaitu para penyuluh secara tidak langsung mendapatkan berita bahwa internet sangat membantu para penyuluh dan para petani dalam mengefektifkan serta mengefisiensikan pekerjaanya.