Saturday 8 September 2018

Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Petanian di Kabupaten Cianjur

Penyuluh disektor pertanian memiliki peran penting antara lain adalah sebagai motivator, inovator, fasilitator, konsultan, dan komunikator. Penyuluh dituntut untuk mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dan kompetensi penyuluh rendah adalah kurangnya program pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas penyuluh (Turere, 2013). Kendala tersebut sedang diupayakan dengan dilakukannya revitalisasi penyuluhan pertanian mengenai perbaikan kegiatan penyuluhan melalui pendidikan dan pelatihan berbasis internet. Salah satu daerah yang telah melakukan revitalisasi penyuluhan di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur. Internet merupakan salah satu media yang berperan sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan yang tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas dan dapat diakses secara cepat dan murah. Selain itu juga proses penyuluhan menjadi lebih cepat dan efektif. Tujuan dari dilakukannya penelitian adalah untuk menganalisis tingkat pemanfaatan internet oleh penyuluh di Kabupaten Cianjur dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya, menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan internet oleh penyuluh, dan menganalisis pengaruh tingkat pemanfaatan internet terhadap peningkatan kinerja penyuluh.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survey. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur dengan kriteria pernah mendapatkan pelatihan dan bantuan peralatan untuk mendukung akses internet dalam rangkaian program pemasyarakatan cyber extension dari pemerintah melalui Kementrian Pertanian. Pengumpulan data di lakukan pada bulan Januari sampai April 2017. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan melihat rataan dan persentase. Analisis data tingkat kinerja penyuluhan pertanian diukur berdasarkan panduan yang tercantum pada Permentan No. 91 Tahun 2013. Data yang bersifat ordinal dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 20 dan excel 13.
Karakteristik internal penyuluh yang diidentifikasi meliputi umur, pendidikan, kepemilikan media internet, dan kebutuhan informasi. Penyuluh dalam usia produktif berpotensi dalam mengikuti perkembangan teknologi, lebih kuat dari segi fisik, dan juga lebih kreatif dalam pengembangan ide. Hal ini berarti bahwa umur penyuluh sangat berpengaruh pada kinerja yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang maka wawasannya juga tinggi sehingga meningkatkan keterlibatan orang tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Tingkat pendidikan sangat berperan bagi penyuluh dalam menjalankan tanggung jawabnya pada petani. Pentingnya pendidikan bagi seorang penyuluh adalah sebagai landasan dalam membentuk, mempersiapkan, membina serta mengembangkan kemampuan SDM. Penyuluh di Kabupaten Cianjur rata-rata telah berpendidikan tinggi sehingga memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan media internet penyuluh sangat memadai. Kondisi tersebut memudahkan penyuluh untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatannya.
Informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh dalam penelitian ini adalah informasi mengenai teknologi produksi yang meliputi pemupukan, pengairan, pengendalian OPT, dan panen; informasi mengenai teknologi pasca panen dan pengemasan produk; pemasaran hasil produksi yang meliputi harga pasar dan peluang pasar; iklim dan lingkungan pertanian; permodalan; dan informasi mengenai kelembagaan. Kebutuhan akan informasi merupakan hal penting yang mendorong penyuluh untuk menggunakan internet. Informasi yang diperoleh penyuluh dari internet digunakan untuk menyusun materi penyuluhan, materi pengajaran, membuat pedoman teknis, menyusun rencana kerja, acuan pengkajian teknologi anjuran, evaluasi dan pelaporan kegiatan penyuluhan, menyusun program penyuluhan, membuat makalah seminar, lokakarya, temu teknis, dan membuat karya tulis yang diterbitkan.
Dukungan instansi merupakan faktor eksternal penyuluh yang berpengaruh dengan tingkat pemanfaatan internet. Dukungan instansi tersebut adalah mengenai pelatihan dalam pemanfaatan TIK dan dukungan finansial. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih jarang terlibat dalam pelatihan TIK karena pelatihan yang diadakan juga masih jarang. Suatu teknologi yang digunakan akan membutuhkan biaya untuk operasionalnya sehingga akan berdampak terhadap pengeluaran individu tersebut. Teknologi yang tersedia membawa konsekuensi ekonomi yang akan ditimbulkan (tambahan biaya investasi, pemeliharaan, dan biaya operasional) (Mardikanto, 1993). Hasil penelitian menunjukkan dukungan finansial masuk dalam kategori rendah. Anggoroseto (2012) menjelaskan bahwa pembiayaan mempunyai pengaruh yang dominan dan signifikan terhadap cyber extension. Rendahnya dukungan finansial dalam mengakses internet menyebabkan terkendalanya penyuluh dalam mengakses internet. Persepsi penyuluh tentang pemanfaatan internet secara keseluruhan termasuk positif. Penyuluh menganggap bahwa informasi yang tersedia di internet tidak terbatas sehingga memudahkan penyuluh mencari berbagai informasi yan dibutuhkan.
Pola penggunaan media internet dalam penelitian meliputi durasi, keragaman gadget dalam mengakses internet, dan pengeluaran biaya untuk mengakses internet. Durasi seseorang menggunakan internet disebabkan oleh motif orang tersebut menggunakan internet, sinyal, dan biaya yang dikeluarkan untuk mengakses internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan internet dalam durasi yang sedang. Informasi yang sering diakses oleh penyuluh salah satunya adalah media sosial (Veronice, 2013). Pengeluaran untuk mengakses internet dikategorikan dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran responden untuk mengakses internet dalam kategori tinggi.
Pemanfaatan internet dalam penyuluhan digunakan untuk bahan penyusunan laporan, pemeberian materi penyuluhan, penyusunan program penyuluhan, dan desain metode penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet oleh penyuluh dalam menyusun laporan sebagian besar dalam kategori sedang. Kondisi tersebut menggambarkan penyuluh hanya kadang-kadang mengambil referensi dari internet. Penyuluh dalam membuat materi menyusun modul penyuluhan menggunakan referensi dari jurnal terkait yaang diakses melalui internet. Programa merupakan rencana kegiatan penyuluhan yang memadukan aspirasi masyarakat dengan potensi wilayah serta program pembangunan pertanian yang mengambarkan keadaan sekarang. Tujuan yang ingin dicapai programa adalah masalah-masalah yang sedang dirasakan dan alternatif solusi disusun secara sistematis, partisipatif, dan harus tertulis pada setiap tahunnya. Sebagian besar responden dalam menyusun programa memanfaatkan internet dalam kategori sedang. Hal ini menggambarkan penyuluh terkadang menggunakan internet dalam penyusunan programa antara lain dalam akses referensi seperti jurnal dan materi yang terkait. Selain itu, penyuluh juga harus memperhatikan metode penyuluhan yang akan digunakan. Hal ini dilakukan agar tujuan penyuluhan dapat tercapai dengan baik. Penyuluh juga kadang-kadang menggunakan internet untuk mencari referensi metode-metode yang efektif dalam penyampaian pesan penyuluhannya.
Kinerja dalam penyuluhan pertanian merupakan esistensi penyuluh dalam memahami keterkaitan tugas dan kebutuhan dasar program penyuluhan pertanian yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan petani. Kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Cianjur berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 61%. Semua penyuluh dalam menjalankan tugasnya telah membuat potensi data wilayah kerja dan permasalahan agribisnis serta rencana kegiatan penyuluhan desa. Akan tetapi penilaian yang rendah bagi penyuluh adalah dalam hal menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan di masyarakat serta dalam hal pembuatan laporan tri wulan dan laporan tiap semesternya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan internet dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Karakteristik penyuluh yang berpengaruh nyata terhadap tingkat pemanfaatan internet hanya variabel tingkat pendidikan formal. Respnden dengan pendidikan formal yang lebih tinggi akan membuat diri individu lebih terbuka dan lebih siap dengan pengetahuan baru. Variabel kepemilikan media internet dan kebutuhan informasi negatif tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan internet. Pada hasil variabel umur menunjukkan bahwa variabel umur berpengaruh negatif terhadap pemanfaatan internet. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Anggoroseto (2012) yang menyatakan bahwa umur berpengaruh dalam pemanfaatan cyber extension. Kepemilikan media internet dan kebutuhan informasi negatif tidak berpengaruh pada tingkat pemanfaatan internet, yang berarti peningkatan jumlah media internet yang dimiliki tidak membuat peningkatan pada pemanfaatannya. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan Anggoroseto (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan sarana teknologi informasi berpengaruh terhadap pemanfaatan cyber extension. Dukungan instansi tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan internet. Meskipun tidak adanya dukungan dari instansi, penyuluh dapat pengakses informasi di internet melalui smartphone yang digunakan secara individu.
Persepsi penyuluh terhadap pemanfaatan internet berpengaruh nyata. Penyuluh mempercayai bahwa dengan menggunakan internet akan banyak manfaat yang diperoleh, kualitas yang didapat juga dapat dipercaya, serta mengakses informasi melalui internet juga lebih mudah dan lebih cepat. Pada faktor pola penggunaan internet, variabel yang tidak berpengaruh pada tingkat pemanfaatan internet hanya variabel pengeluaran akses internet, sementara variabel yang berpengaruh adalah durasi dan keragaman gadget yang diakses oleh penyuluh. Hasil penelitian bertolak belakang dengan hasil penelitian Elian (2015) yang menyatakan bahwa seberapa sering dan lama penyuluh menggunakan internet tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan informasi tersebut oleh penyuluh. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi keragaman media internet yang diakses maka semakin meningkatkan pemanfaatan internet oleh penyuluh.
Kinerja penyuluh meliputi persiapan kegiatan penyuluhan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan penyuluhan. Pemanfaatan internet oleh penyuluh pertanian berkaitan dengan motif dan kebutuhan penyuluh terhadap informasi di media internet. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan internet berpengaruh terhadap kinerja penyuluh. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa semakin meningkatnya pemanfaatan internet maka akan meningkatkan kinerja penyuluh. Kinerja penyuluh pertanian lebih mengarah pada kemampuan penyuluh dalam mendesain program-program penyuluhan. Ketersediaan informasi melalui internet membantu proses penyuluhan pertanian lebih cepat dan lebih efektif (Ahuja, 2011).

Resume oleh: RESA ARUM S. / 14599
Sumber: Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1.

1 comment:

  1. komentar
    Nuzulia Izmi
    16/394357/PN/14596
    Nilai Berita :
    1. Timelines : seiring berjalannya waktu dan zaman seluruh penyuluh ataupun petani harus mendapatkan ilmu yang terdepan, salah satunya adalah mempelajari internet , sehingga para penyuluh dan petani dapat mengikuti zaman dan melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien.
    2. Proximity : secara tidak langsung artikel ini bersifat dekat dengan petani ataupun penyuluh , karena dilihat dari sampel yang digunakan adalah petani ataupun penyuluh
    3.Importance: tulisan ini memiliki pesan yaitu internet sangat penting bagi penyuluh untuk meningkatkan kinerja penyuluh.
    4. Policy : tidak ada
    5. Prominence : tidak ada
    6.Consequence : didalam artikel ini terdapat tindakan dimana dengan adanya internet dapat membantu para penyuluh dalam mengerjakan pekerjaannya secara efisien dan efektif , dan banyak penyuluh muda yang telah melakukan hal ini karena semangatnya dalam mengerjakan pekerjaannya secara modern.
    7.Conflict : didalam artikel ini ada sedikit konflik yaitu dimana para penyuluh menyususn laporannya dennga literaratur yang sedikit dari internet.
    8. Development : didalam artikel ini pemerintah cianjur sudah mengupayakan para penyuluh agar dapat mengakses internet dan menggunakannya dengan baik sehingga dapat membantu pekerjaanya. Dan hasilnya rata-rata para penyuluh di Cianjur menggunakan internet .
    9. Disaster dan crime : tidak ada
    10. Weather : tidak ada
    11. Sport: tidak ada
    12. Human interest: tidak ada

    Nilai Penyuluhan :
    1.Ada sumber teknologi / ide :
    Terdapat sumber ide didalam artikel ini yaitu usaha pemerintah Cianjur dalam memperkenalkan internet ke para petani dan para penyuluh.
    2.Adanya Sasaran:
    -Sasaran langsung : petani
    -Sasaran tidak langsung : penyuluh pertanian.
    3.Adanya Manfaat
    Didalam artikel ini terdapat manfaat yang sangat berguna bagi penyuluh dan petani , harapan pemerintah untuk para penyuluh adalah penyuluh dapat memanfaatkan internet dalam menyusun laporan, pembuatan materi, penyusunan programa, dan mendesain metode penyuluhan agar pekerjaan penyuluh dapat dimudahlan , dan penyuluh dapat mengerjakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.
    4.Adanya nilai pendidikan :
    Didalam artikel ini terdapat nilai pendidikan yaitu para penyuluh secara tidak langsung mendapatkan berita bahwa internet sangat membantu para penyuluh dan para petani dalam mengefektifkan serta mengefisiensikan pekerjaanya.


    ReplyDelete