Resume Jurnal : EFEKTIVITAS
PERAN PENYULUH SWADAYA DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI PROVINSI JAWA BARAT
Berkurangnya tenaga penyuluh
pemerintah di lapangan menyebabkan kesenjangan inovasi petani terhadap
perubahan informasi yang cepat dan menurunnya efektivitas kegiatan penyuluhan.
Akibatnya petani tidak berdaya dalam menghadapi perubahan di lingkungannya
sendiri terutama berkenaan dengan usaha tani, sehingga peran penyuluh masih
dibutuhkan kehadirannya oleh petani untuk mengatasi hal tersebut. Idealnya
penyuluh pertanian mampu menjadi motivator, dinamisator, fasilitator dan
konsultan bagi petani. Penyuluh pertanian juga harus dapat mendiagnosis
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kelayan (petani), membangun dan
memelihara hubungan dengan sistem kelayan, memantapkan adopsi, serta mencegah penghentian
adopsi. penyuluh yang tepat untuk saat ini dan dapat diandalkan dalam
menyampaikan pesan inovasi adalah penyuluh yang berasal dari petani itu
sendiri. Petani yang memainkan perannya
sebagai penyuluh untuk petani lainnya merupakan bentuk partisipasi puncak dari
seorang petani dalam pembangunan pertanian . Petani semacam itu dan petani yang
memiliki sifat kepemimpinan, menjadi teladan bagi pelaku utama dan pelaku usaha
dikelompokkan sebagai penyuluh swadaya (Permentan 68 tahun 2008). Petani dengan
sifatsifat maju tersebut selanjutnya berperan sebagai penyuluh swadaya dan
melaksanakan penyuluhan secara swadaya.
Terkait dengan kondisi tersebut,
potensi penyuluh swadaya untuk dapat terlibat lebih intensif berperan dalam
penyelenggaraan penyuluhan saat ini masih sangat memungkinkan. Secara nasional
jumlah penyuluh swadaya yang bergerak di sektor pertanian saat ini sebanyak
21.438 orang (Pusluhtan-Kementan 2017). Sementara untuk Provinsi Jawa Barat
sendiri terdapat 2.122 orang penyuluh swadaya. Oleh karena itu, hadirnya
penyuluh swadaya diharapkan dapat mengatasi salah satu permasalahan kurangnya
tenaga penyuluh dalam memberdayakan petani.
Beberapa perubahan yang diharapkan dengan adanya penyuluh swadaya adalah
meningkatnya efektivitas penyuluhan dan pemberdayaan petani. Hasil dari
kegiatan pemberdayaan petani oleh penyuluh swadaya tersebut diharapkan
terjalinnya kerjasama sesama petani yang semakin kuat, petani memiliki
kemampuan dalam mencari dan memilih informasi yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhannya dan peluang, serta memiliki adaptasi inovasi pada lingkungan
petani. Oleh karena itu, petani saat ini
tidak membutuhkan sekedar penyuluh, namun seorang pendamping yang berpihak,
terlibat aktif, mau berbagi pengetahuannya, dan hidup bersama di tengah
masyarakat petani (Syahyuti, 2014). Tampaknya penyuluh swadaya merupakan sosok
yang dibutuhkan untuk itu. Hal ini karena penyuluh swadaya merupakan bagian
dari komunitas petani sehingga lebih memiliki rasa empati untuk membantu
sesamanya.
Keefektivan pemberdayaan yang
dilakukan oleh penyuluh swadaya secara keseluruhan berada dalam kategori
tinggi, dengan arti lain telah efektif dalam membantu petani memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk usahataninya sehingga diantara petani mampu
bekerjasama dengan baik dan mampu memilih inovasi yang sesuai dengan spesifik
lokasi atau menerapkan inovasi lokal yang ada di wilayahnya. Keefektivan
pemberdayaan petani diukur dari pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
oleh petani, tingkat kerjasama diantara petani dan tingkat adaptasi inovasi di
lingkungan petani. Hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh Axinn (1988) yaitu penyuluhan dari petani ke petani mampu memberikan
kombinasi antara pengetahuan setempat (indigenous knowladge) dengan ilmu
pengetahuan (science) yang lebih menekankan pada kebutuhan petani sasaran.
Tingkat keefektivan pemberdayaan
petani yang dilaksanakan oleh penyuluh swadaya di setiap kabupaten relatif sama
terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi dan kerjasama diantara sesama
petani. Hadirnya penyuluh swadaya di
tengah komunitasnya mampu memberikan perbedaan kepada petani terutama dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Petani
memiliki kecenderungan dalam mencari dan menyebarluaskan informasi melalui
saluran interpersonal, yaitu diantara penyuluh swadaya dan petani. Kondisi ini menegaskan bahwa penyuluh
swadaya memiliki kemampuan dalam mengembangkan komunikasi partisipatif dengan
petani dan mampu membangun jaringan berbasis komunitas. Sosok penyuluh swadaya
dianggap memiliki keunggulan dari sisi tersebut. Hadirnya penyuluh swadaya
diharapkan menjadi salah satu alternatif merubah pola top down penyuluhan yang
selama ini dijalankan oleh pemerintah menjadi lebih partisipatif. Target akhirnya,
adalah membangun dan memelihara hubungan interaktif antara pemerintah, swasta,
dan komunitas petani.
Sumber: Haryanto. Y., Sumardjo, S. Amanah, P. Tjitropranoto. 2017. EFEKTIVITAS PERAN PENYULUH SWADAYA DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI PROVINSI JAWA BARAT. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 20, No.2, 2017: 141-154
Sumber: Haryanto. Y., Sumardjo, S. Amanah, P. Tjitropranoto. 2017. EFEKTIVITAS PERAN PENYULUH SWADAYA DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI PROVINSI JAWA BARAT. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 20, No.2, 2017: 141-154
Oleh Azis Fatkhur Rahman
(17/414696/PN/15277). No Presensi; 33
Nama: Nora Ganeda H.
ReplyDeleteNIM: 17/414669/PN/15250
absen: 32
gol A5.2
Nilai berita:
1. Timelines
Terkait dengan kondisi tersebut, potensi penyuluh swadaya untuk dapat terlibat lebih intensif berperan dalam penyelenggaraan penyuluhan saat ini masih sangat memungkinkan.
2.Proximity
Hasil dari kegiatan pemberdayaan petani oleh penyuluh swadaya tersebut diharapkan terjalinnya kerjasama sesama petani yang semakin kuat, petani memiliki kemampuan dalam mencari dan memilih informasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhannya dan peluang, serta memiliki adaptasi inovasi pada lingkungan petani.
3. Importance
penyuluh yang tepat untuk saat ini dan dapat diandalkan dalam menyampaikan pesan inovasi adalah penyuluh yang berasal dari petani itu sendiri. Petani yang memainkan perannya sebagai penyuluh untuk petani lainnya merupakan bentuk partisipasi puncak dari seorang petani dalam pembangunan pertanian.
4. Consequence
hadirnya penyuluh swadaya diharapkan dapat mengatasi salah satu permasalahan kurangnya tenaga penyuluh dalam memberdayakan petani.
5. Conflict
Berkurangnya tenaga penyuluh pemerintah di lapangan menyebabkan kesenjangan inovasi petani terhadap perubahan informasi yang cepat dan menurunnya efektivitas kegiatan penyuluhan.
6. Development
Hadirnya penyuluh swadaya di tengah komunitasnya mampu memberikan perbedaan kepada petani terutama dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Nilai penyuluhan:
1. Adanya sumber teknologi/ide
penyuluh yang tepat untuk saat ini dan dapat diandalkan dalam menyampaikan pesan inovasi adalah penyuluh yang berasal dari petani itu sendiri.
2. Adanya sasaran
a. sasaran langsung: Petani
b. sasaran tidak langsung: pemerintah, swasta, komunitas petani, penyuluh
3. Adanya manfaat
Kondisi ini menegaskan bahwa penyuluh swadaya memiliki kemampuan dalam mengembangkan komunikasi partisipatif dengan petani dan mampu membangun jaringan berbasis komunitas.
4. Adanya nilai pendidikan
Petani memiliki kecenderungan dalam mencari dan menyebarluaskan informasi melalui saluran interpersonal, yaitu diantara penyuluh swadaya dan petani.