Kinerja penyuluh pertanian yang memenuhi standar
penugasan dengan tanggung jawab yang dilaksanakan secara efektif dan efisien
berdasarkan kemampuan, pengalaman serta penggunaan waktu sangat diperlukan
untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian. Kinerja penyuluh pertanian di
salah satu daerah, seperti Kabupaten Bungo, Jambi, semenjak kegiatan penyuluhan
dikembalikan ke daerah semakin menurun. Salah satu penyebab turunnya kinerja penyuluh
adalah ketidaksesuaian antara tingkat kemampuan yang dimiliki oleh para
penyuluh dengan perkembangan kebutuhan dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh penyuluh pada masyarakat sasaran di lapangan akibat kurangnya
perhatian instansi dalam memberikan pelatihan sesuai kebutuhan yang ada di
daerah tersebut. Untuk meningkatkan kinerja para penyuluh, lembaga penyuluhan melakukan
berbagai cara salah satunya kursus dan pelatihan yang dapat digunakan untuk peningkatan
pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, serta hal-hal yang dapat menjadi
perbaikan terhadap peningkatan kinerja dan produktivitas dalam memberdayakan
petani. Pelatihan di BP4K (Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan) Kabupaten Bungo telah dilaksanakan sejak tahun 2011 untuk
meningkatkan kinerja para penyuluh di wilayah kerja BP4K Kabupaten Bungo.
Karakteristik
penyuluh peserta pelatihan meliputi umur, pendidikan formal, jenis kelamin,
masa kerja, jumlah pelatihan yang pernah diikuti, dan motivasi mengikuti
pelatihan. Penyuluh peserta pelatihan masih tergolong penyuluh muda (27-37
tahun). Mayoritas penyuluh di BP4K Kabupaten Bungo adalah laki-laki. Pendidikan
formal rata-rata para penyuluhan adalah DIV/S1. Tingkat kesesuaian kurikulum
pelatihan cenderung tinggi dilihat dari aspek metode pelatihan serta sarana dan
prasarana pelatihan yang dinilai baik oleh para peserta pelatihan penyuluhan.
Namun pelatihan belum direncanakan secara baik serta materi pelatihan yang
masih kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluh peserta pelatihan. Materi, metode
dan sarana prasarana pelatihan yang dikomunikasikan harus inovatif dan
melibatkan peserta dalam kegiatan pelatihan. Penyuluh pelatih telah menguasai materi
yang diberikan kepada peserta dan telah mengikuti pelatihan guna meningkatkan
keterampilan serta pengetahuan dan telah berpengalaman di bidangnya. Namun, penyuluh
pelatih dalam pelaksanaan pembelajaran sebagian besar lebih fokus kepada materi
yang mereka sampaikan sehingga tidak ada komunikasi yang efektif dan kurangnya
semangat dari penyuluh peserta pelatihan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dalam pelatihan. Evaluasi yang dilaksanakan hanya berupa catatan-catatan
pelatihan serta apa saja kendala dari pelatihan yang dilaksanakan sehingga
penyuluh pelatih kurang tertantang untuk mengembangkan kompetensinya dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Dukungan lembaga dalam pelatihan penyuluh
pertanian ini adalah dengan memberikan penghargaan yang diberikan tidak hanya berupa
materi tetapi juga berupa pemberian izin serta sarana prasarana guna mendukung
kegiatan penyuluh di lapangan untuk menjadi semangat bagi penyuluh untuk
meningkatkan kinerja mereka.
Berbagai kegiatan penyuluh pertanian sebagian besar
telah dilakukan dengan baik serta ada sebagian yang masih kurang baik. Beberapa
kegiatan yang sudah baik dilakukan oleh penyuluh yaitu rutin melakukan
diseminasi materi penyuluhan dengan melaksanakan pertemuan dengan masyarakat
sasaran, penerapan metode penyuluhan seperti kunjungan/tatap muka kepada
anggota kelompok tani binaan.
Aspek yang mempengaruhi karakteristik penyuluh adalah
jumlah pelatihan yang diikuti dan motivasi dari penyuluh dalam mengikuti
pelatihan. Semakin banyak jumlah pelatihan yang diikuti oleh penyuluh pertanian
maka semakin banyak pengetahuan serta keterampilan yang didapatkan oleh
penyuluh dalam meningkatkan kinerja, sehingga bermanfaat bagi penyuluh untuk
digunakan di wilayah kerja serta dapat meningkatkan kinerja penyuluh pertanian.
Semakin tinggi motivasi penyuluh peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan
maka kinerja penyuluh akan semakin tinggi. Motivasi penyuluh peserta mengikuti
pelatihan adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan guna
peningkatan kinerja mereka selain hal tersebut adanya kewajiban dan dorongan
dari atasan membuat penyuluh bersemangat untuk mengikuti kegiatan pelatihan
yang diadakan. Beberapa metode seperti role
playing, diskusi, studi kasus, rapat terbukti efektif untuk meningkatkan
kinerja karena dapat diterapkan saat penyuluh pertanian melaksanakan kegiatan
di wilayah kerja. Semakin tinggi kesesuaian metode pelatihan yang digunakan
dalam proses pembelajaran maka semakin mudah penyuluh dalam mengikuti kegiatan
pelatihan tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja penyuluh pertanian.
Sumber:
Putri, I. W., A.
Fatchiya., dan S. Amanah. 2016. Pengaruh Pelatihan Non Teknis terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian BP4K di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan 12(1): 43-50
Diresume oleh:
Yohanes Bayu N
16/398838/PN/14809
Manajemen
Sumberdaya Akuatik UGM
Sohmono Hendraios A
ReplyDelete16/398833/PN/14804
Manajemen Sumberdaya Akuatik (No absen 20)
Nilai Berita :
Timelines : artikel yang ditulis masih bersifat baru, karena ditulis pada tahun 2016 dan penyuluhan dilaksanakan sejak tahun 2011 bertempat di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
Proximity : para penyuluh melakukan beberapa metode seperti role playing, diskusi, studi kasus dan rapat terbukti efektif untuk meningkatkan kinerja di wilayah tersebut.
Importance : lembaga penyuluhan melakukan berbagai cara salah satunya kursus dan pelatihan yang dapat digunakan untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, serta hal-hal yang dapat menjadi perbaikan terhadap peningkatan kinerja dan produktivitas dalam memberdayakan petani di BP4K (Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan)
Consequence : tingginya motivasi para penyuluh dalam pelatihan dan mengikuti pelatihan membawa semangat para penyuluh akan semakin tinggi. Motivasi mengikuti pelatihan adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan guna peningkatan kinerja mereka selain hal tersebut adanya kewajiban dan dorongan dari atasan membuat penyuluh bersemangat untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan.
Human interest : berbagai kegiatan penyuluh pertanian sebagian besar telah dilakukan dengan baik serta ada sebagian yang masih kurang baik. Beberapa kegiatan yang sudah baik dilakukan oleh penyuluh yaitu rutin melakukan diseminasi materi penyuluhan dengan melaksanakan pertemuan dengan masyarakat sasaran, penerapan metode penyuluhan seperti kunjungan/tatap muka kepada anggota kelompok tani binaan. Adapun aspek yang mempengaruhi karakteristik penyuluh adalah jumlah pelatihan yang diikuti dan motivasi dari penyuluh dalam mengikuti pelatihan
Nilai penyuluhan
Sumber teknologi atau ide : usaha penyuluhan dilakukan melalui kegiatan pelatihan non-teknis
Sasaran : langsung (kepada petani di wilayah Kabupaten Bungo Provinsi Jambi), tidak langsung (BP4K Kabupaten Bungo.
Manfaat : diharapkan dengan dilaksanakanya kegiatan pelatihan non-teknis di Kabupaten Bungo, membawa peningakatan dan produktivitas para petani dan memberdayakan petani di BP4K.
Nilai pendidikan : tingginya memotivasi para penyuluh akan membawa dampak terhadap kegiatan pelatihan yang diadakan.