Monday 10 September 2018

Pengaruh Pelatihan Non Teknis terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian BP4K di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
Ahmanda Sabilla (16/395785/PN/14636)
Kinerja penyuluh pertanian Kabupaten Bungo semenjak kegiatan penyuluhan dikembalikan ke daerah semakin menurun dan cenderung tidak adanya regenerasi penyuluh yang memiliki kompetensi yang memadai hal ini berdasarkan informasi dari Kepala bidang (Kabid) Pengembangan Sumberdaya Manusia BP4K Kabupaten Bungo. Terjadi perubahan-perubahan kelembagaan penyuluhan semenjak diberlakukan otonomi daerah. Karakteristik penyuluh serta pelatihan merupakan unsur penting yang dapat mempengaruhi kinerja dari seorang penyuluh. Pelatihan di BP4K (Badan Pelaksana Penyuluh  Pertanian,  Perikanan  dan  Kehutanan) Kabupaten Bungo telah dilaksanakan sejak tahun 2011 guna meningkatkan kinerja di wilayah kerja BP4K Kabupaten Bungo. Dalam kurun waktu 2011-2014 telah dilaksanakan sebanyak 96 kali pelatihan baik teknis maupun non teknis. Pelatihan non teknis yang dilaksanakan bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan pengetahuan penyuluh di BP4K Kabupaten Bungo.
Masyarakat yang digunakan sebagai subjek yaitu semua penyuluh pertanian di  Kabupaten  Bungo,  Provinsi  Jambi yang pernah mengikuti pelatihan peningkatan SDM Penyuluh di BP4K (100 penyuluh). Penyuluh peserta pelatihan masih tergolong penyuluh muda (27-37 tahun). Mayoritas penyuluh di BP4K Kabupaten Bungo adalah laki-laki padahal dilapangan penyuluh wanita juga dibutuhkan guna memberikan penyuluhan tentang kelompok wanita tani ataupun Dasawisma. Adapun jumlah pelatihan yang diikuti pertahun adalah 11-20 kali pelatihan dengan rata-rata pelatihan yang dikuti sebanyak 16  kali,  sedangkan  motivasi  dari  penyuluh  dalam mengikuti pelatihan adalah berasal dari keinginan sendiri guna mengembangkan keterampilan dan meningkatkan pengetahuan. Oleh karena itu dilakukan analisis kesesuaian pelatihan yang  diberikan  berdasarkan  karakteristik  peserta, kurikulum pelatihan, kompetensi pelatih penyuluhan dan dukungan kelembagaan dari BP4K Bungo serta analisis kinerja penyuluh pertanian BP4K Bungo setelah mengikuti pelatihan non-teknis.
Tingkat kesesuaian kurikulum pelatihan cenderung tinggi, terlihat dari aspek metode pelatihan serta sarana dan prasarana pelatihan yang dinilai baik oleh responden. Penyuluh pelatih telah menguasai substansi materi yang diberikan kepada peserta. Selain itu penyuluh pelatih juga mengikuti pelatihan guna meningkatkan keterampilan serta pengetahuan dan telah berpengalaman di bidangnya. Salah satu dukungan lembaga adalah dengan memberikan fasilitas kendaraan roda dua kepada seluruh penyuluh, kendaraan roda empat untuk koordinator penyuluh,  laptop  bagi  penyuluh  yang  berprestasi, serta  sarana  prasarana  lainnya.
Semua penyuluh pertanian setiap tahun  membuat  rencana  kerja  tahunan,  membuat program penyuluhan, membuat peta monografi dan potensi wilayah binaan penyuluh. Beberapa kegiatan yang sudah baik dilakukan oleh penyuluh yaitu: rutin melakukan diseminasi materi penyuluhan dengan melaksanakan pertemuan  dengan  masyarakat  sasaran,  penerapan metode  penyuluhan  seperti  kunjungan/tatap  muka kepada anggota kelompok tani binaan. Semakin tinggi motivasi  penyuluh  responden  dalam  mengikuti pelatihan maka kinerja penyuluh akan semakin tinggi.  Motivasi  responden  mengikuti  pelatihan dilatarbelakangi oleh dorongan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan guna peningkatan kinerja mereka selain hal tersebut adanya kewajiban dan dorongan dari atasan membuat penyuluh bersemangat untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan. Metode  seperti  role  playing,  diskusi,  studi  kasus, rapat terbukti efektif untuk meningkatkan kinerja karena dapat diterapkan saat penyuluh pertanian melaksanakan kegiatan di wilayah kerja. Semakin tinggi kesesuaian metode pelatihan yang digunakan dalam proses pembelajaran maka semakin mudah penyuluh dalam mengikuti kegiatan pelatihan tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja penyuluh pertanian.
Kompetensi kemampuan penyuluh pelatih dalam merencanakan pembelajaran pada saat kegiatan pelatihan berpengaruh nyata dan positif dalam peningkatan kinerja penyuluh pertanian. Fasilitas dari lembaga penyuluhan berpengaruh nyata positif terhadap peningkatan kinerja penyuluhan pertanian  artinya,  semakin  besar  dukungan fasilitas seperti tersedianya sarana dan prasarana serta hal-hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan penyuluhan dilapangan maka semakin meningkat kinerja penyuluh pertanian. Tingkat kinerja penyuluh peserta pelatihan non teknis di BP4K kabupaten Bungo masih belum optimal terutama dalam pelaksanaan serta evaluasi dan pelaporan secara kontinu. Akan tetapi pelaksanaan pelatihan non teknis yang diselenggarakan terbukti mempengaruhi  kinerja penyuluh.


Sumber :
Putri, Ike Wirdani., Anna, F., Siti, A. 2016.  Pengaruh Pelatihan Non Teknis terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian BP4K di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal penyuluh12(01)


1 comment:

  1. Nama : Alfian Sita Arum Maharani
    NIM : 16/395770/PN/14621
    Manajemen Sumberdaya Akuatik
    Golongan A5.2
    Nilai penyuluhan
    1. Adanya sumber teknologi / ide
    Metode seperti role playing, diskusi, studi kasus, rapat dapat meningkatkan keefektiftifitasan kinerja penyuluh.
    2. Adanya sasaran
    Langsung : petani
    Tidak langsung : penyuluh pertanian
    3. Adanya manfaat
    Maanfaatnya untuk membuat penyuluh pertanian menjadi bersemangat dalam memberikan materi penyuluhan, selain itu juga untuk memberikan semangat kepada para petani untuk aktif mengikuti kegiatan pelatihan.
    4. Adanya nilai pendidikan
    metode pelatihan yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat penting, karena akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

    Nilai berita
    1. Timeline
    semenjak diberlakukan otonomi daerah kelembagaan penyuluhan mengalami perubahan-perubahan
    2. Proximity
    Pelatihan teknis dan non teknis untuk meningkatkan kinerja penyuluh di wilayah kerja BP4K Kabupaten Bungo. Pelatihan non teknis yang dilaksanakan bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan pengetahuan penyuluh di BP4K Kabupaten Bungo.
    3. Policy
    Tingkat kesesuaian kurikulum pelatihan cenderung tinggi
    4. Conflict
    Kinerja penyuluh pertanian Kabupaten Bungo menurun dan tidak ada regenerasi penyuluh yang memiliki kompetensi yang memadai, serta mayoritas penyuluh adalah laki-laki padahal dilapangan penyuluh wanita juga dibutuhkan guna memberikan penyuluhan tentang kelompok wanita tani ataupun Dasawisma.
    5. Prominence
    -
    6. Importance
    Semakin tinggi kinerja penyuluh maka responden akan memiliki motivasi yang tinggi juga untuk mengikuti pelatihan.
    7. Consequene
    Tingkat kinerja penyuluh peserta pelatihan non teknis belum optimal terutama dalam pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan secara kontinu. Namun, pelaksanaan pelatihan non teknis yang diselenggarakan terbukti mampu mempengaruhi kinerja penyuluh.
    8. Development
    Fasilitas dari lembaga penyuluhan berpengaruh nyata positif terhadap peningkatan kinerja penyuluhan pertanian yang artinya, semakin besar dukungan fasilitas seperti tersedianya sarana dan prasarana serta hal-hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan penyuluhan dilapangan maka semakin meningkat kinerja penyuluh pertanian
    9. Disaster & crime
    -
    10. Sport
    -
    11. Weather
    -
    12. Human interest
    Responden menilai baik terhadap kesesuaian kurikulum yang berdasarkan pada aspek metode pelatihan serta sarana dan prasarana pelatihan

    ReplyDelete